• Tentang
  • Kontak
  • Tim Redaksi
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi
No Result
View All Result
Mahanpedia
No Result
View All Result
Home Opini

Lingkaran Inspirasi; dari Mencari Berpindah Menjadi

mahanpedia by mahanpedia
3 tahun ago
in Opini
2 min read
0
0
SHARES
59
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

 

Oleh Agus Wibowo

Bagi sebagian orang bekerja adalah bagian dari upaya meyelesaikan tanggung jawab, semata menggugurkan kewajiban. Tetapi bagi sebagian yang lain di masa perjuangan, bekerja menjadi bagian dari pengabdian. Ada yang sudah bekerja selama berpuluh-puluh tahun di dalam sebuah lembaga, tetapi hingga selama itu belum mampu juga membawa diri dalam menginspirasi bagi yang lain.  Kita sering sekali mendengar istilah “berjuang sampai titik darah penghabisan”. Istilah  tersebut tentu bukan hanya sekedar majas yang digunakan dalam sebuah catatan perjuangan. Berjuang dalam nafas pengabdian adalah bagian dari proses di mana seseorang harus banyak berkorban dan seringkali mengorbankan banyak hal, baik itu waktu, tenaga maupun pikiran untuk satu tujuan kemajuan bersama. Maka, wajar jika dalam konteks berjuang, seseorang akan lebih loyal dengan apa yang dikerjakannya tanpa banyak menghitung pertimbangan. Siapapun kita, di manapun kita berada, berperan dengan peforma optimal itu sangat penting dalam meraih tujuan yang hendak akan dicapai.

Mengatakan kita sudah melakukan banyak hal, dan sudah merasakan pahit, asam garam dalam berjuang tidak menjadi jaminan bahwa selama itu pula perjuangan menjadi bermakna. Sebab mereka yang benar-benar berjuang tidak akan banyak berhitung dari mana mulanya tapi akan lebih banyak membangun integritas serta keteladanan dalam bekerja. Sering kali kita juga terlupa bahwa dalam proses berjuang. Proses berjuang yang tentunya mengandung makna perpindahan, berpindah dari satu titik ke titik lain, berpindah dari rencana menjadi aksi sehingga menimbulkan resonansi. Hal ini yang juga menuntut perpindahan paradigma baru dari “mencari” berpindah “menjadi”. Banyak dari sebagian orang merasa sulit untuk mencari orang-orang terbaik karena keadaan dan situasi yang mungkin sudah tidak kondusif. Maka, paradigma baru tentang perpindahan itu menjadi penting untuk kita lakukan. Kita tidak boleh hanya sibuk mencari tanpa kita melihat apa yang sudah ada, memulai dari membangun integritas diri dan menyaksikan betapa hebatnya potensi lingkungan di sekitar kita. Hal seperti itu akan membuat kita sadar, bahwa dalam melakukan sesuatu harus didasari dengan kesungguhan hingga benar-benar menjadi nilai yang sangat berharga bagi diri dalam memaknai perjuangan.

Banyak orang tidak yakin akan apa yang ada pada dirinya, sehingga ketika dihadapkan pada persaingan akan membuat dirinya  terpinggirkan, tentu hal ini akan berlaku sepanjang masa, dan berlaku bagi siapa saja. Adanya persaingan harus juga menimbulkan paradigma baru, lamanya seseorang bekerja dalam suatu lembaga tidak banyak menjamin seseorang tersebut bisa tumbuh dan berkembang di dalamnya, manakala tidak ada inspirasi dan motovasi untuk “menjadi”.

Kata “menjadi” dalam konteks ini bermakna perubahan, menjadikan apapun potensi yang ada pada diri untuk dijadikan sebagai kekuatan berjuang, terkadang raga yang sudah kita pakai untuk  berjuang tidak menemukan jiwanya. Sehingga banyak yang terjadi selama bekerja dan menempuh proses perjuangan yang terlihat dan dihitung hanya raganya saja.

Maka, mari bertanya pada diri kita masing-masing, apakah selama selama ini  jiwa dan raga kita sudah benar-benar berjuang? Tentu jawaban itu sudah ada di hati kita masing-masing. Sebab, kemerdekaan sejatinya diperoleh dari pengorbanan dan perjuangan.

Editor : Dwi Novi Antari

Tags: Opini
Previous Post

Kota Metro; Wisata, Kuliner, atau Pendidikan?

Next Post

Remidial

Next Post

Remidial

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular Posts

Essay

Bonus Demokrasi dan Nawacita

by mahanpedia
Februari 27, 2023
0
11

Oleh : Fahrudin Hamzah Ketua Bidang Teknologi dan Informasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus...

Read more

Bonus Demokrasi dan Nawacita

Literasi Berada di Jurang Degradasi

Muhammadiyah; Dari Kiyai Haji menjadi Profesor?

Bukit Idaman: Ekowisata peduli sesama

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Nilai-nilai Dasar Dalam Etika Berdigital

Load More

Popular Posts

Hablum Minal’alam: Menjaga Lingkungan Bernilai Ibadah

by mahanpedia
September 2, 2021
0
2.1k

Akhlak Mulia Generasi Zaman Now

by mahanpedia
September 16, 2020
0
1.8k

5 Hal Misterius tentang Amado

by mahanpedia
September 6, 2021
0
1.7k

Mahanpedia

Mahanpedia adalah media belajar bersama untuk saling menginspirasi membangun kemajuan melalui gerakan literasi.

  • Kirim Tulisan
  • Tim Redaksi
  • Kontak

© 2020 Mahanpedia.id – Inspirasi untuk kemajuan.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi

© 2020 Mahanpedia.id