Oleh: Triamiyati
Begitu banyak cara menunjukkan rasa cinta dan sayang orangtua kepada anak. Setiap orangtua tentu memiliki cara yang berbeda untuk melakukannya. Semua itu tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan yang terbaik kepada buah hati yang selalu menjadi prioritas utama bagi orangtua, khususnya ibu.
Salah satu cara yang sederhana dan mudah dilakukan adalah memberikan sentuhan kepada anak. Sentuhan dan belaian seorang ibu memiliki manfaat besar bagi tumbuh kembah sang anak. Ibu berperan penting dalam menciptakan kedamaian keluarga melalui sentuhan penuh cinta. Sentuhan mampu membentuk karakter unggul pada pribadi sang anak hingga ia tumbuh dewasa.
Sentuhan yang diberikan ibu setiap hari, dari anak bangun tidur hingga terlelap malam harinya rasanya seperti biasa-biasa saja. Tapi sesungguhnya sentuhan itu memberikan dampak yang luar biasa. Hubungan yang mendalam dan kemampuan anak mengembangkan dirinya tak lepas dari peran seorang ibu yang senantiasa memberikan sentuhan.
Ada dua efek sentuhan yang dapat dirasakan secara langsung yaitu, anak merasa terhubung dengan orang yang menyentuhnya dan perasaan nyaman. Kedua hal ini dapat menjadikan anak rileks dan berada pada kondisi siap untuk belajar. Menurut penelitian, sentuhan dapat melepaskan hormon Oksitosin yang berperan memberikan efek menenangkan. Bukan hanya anak saja, tetapi ibu juga akan merasakan keterikatan dan rasa tenang saat memberikan pelukan kepada anak.
Frances M. Carlson pernah menuliskan dalam bukunya Essential Touch tentang sebuah kisah yang terjadi pada abad ke-13. Ada seorang raja bernama Frederick II (Raja Jerman) memerintahkan untuk mengambil bayi dari ibunya sebanyak 50 bayi. Tujuannya adalah, sang raja ingin mengetahui bagaimana bayi-bayi itu akan tumbuh jika tidak diajak bicara dan diberikan pengasuhan. Semua bayi hanya diperlakukan seperlunya saja, diberikan susu dan dimandikan lalu diletakkan di tempat tidur. Dari percobaannya yang ekstrem ini, ternyata sang raja tidak dapat menemukan jawabannya. Karena pada akhirnya, bayi-bayi itu meninggal satu per satu.
Sang penulis itu adalah seorang yang sangat merasakan pentingnya sentuhan. Karena ada beberapa peristiwa yang membuatnya merasa begitu dicintai. Yaitu ketika Frances berada di pangkuan ibunya dengan balutan sebuah selimut. Saat itu usianya masih empat tahun. Pengalaman lain yang juga begitu membekas di hatinya adalah saat ia berada dalam proses bersalin. Seorang perawat dengan kesabarannya terus memegang tangannya.
Dari pengalaman hidupnya yang manis, Frances berniat melakukan penelitian tentang pemberian sentuhan pada manusia. Bagaimana sentuhan dapat memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa sentuhan memiliki kekuatan yang luar biasa. Sentuhan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dari awal kehidupannya di dalam rahim.
Janin di dalam rahim ibu akan mendapat sentuhan melalui pergerakan uterus ibunya. Ketika sang ibu merasa tenang dan bahagia, maka janin dalam rahimnya akan merasakan sentuhan lembut dari pergerakan uterus. Begitupun sebaliknya, pergerakan uterus akan kasar manakala sang ibu sedang emosional. Marah, takut, cemas, atau tegang.
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam adalah sosok yang dikenal sebagai seseorang yang sering menggendong dan mencium cucu-cucunya. Rasulullah SAW bersabda,” Siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Begitu indah teladan yang diberikan oleh Rasulullah SAW. Memberikan perhatian dengan sentuhan-sentuhan fisik sebagai ungkapan rasa cinta dan sayang kepada cucu-cucunya.
Ketika seseorang mendapat sentuhan berupa pelukan, pijatan, usapan, atau belaian, maka rasa takut dan cemas yang dirasakannya akan berkurang karena timbul rasa aman dan nyaman yang diakibatkan dari adanya sentuhan. Karena sentuhan dapat memicu produksi Oksitosin, Serotonin dan Dopamine dalam tubuh.
Maka, ketika kita melihat anak sedang marah, kecewa, atau menangis, maka memeluk dan mendekap mereka adalah tindakan yang tepat dan jauh lebih memberikan manfaat karena sentuhan dapat mengurangi hormon stressnya daripada menasehati atau menceramahinya. Dalam kondisi yang seperti ini, bagian otak yang berperan sebagai pusat berfikirnya tidak dapat berfungsi dengan baik.
Editor : Tri Hanifah