• Tentang
  • Kontak
  • Tim Redaksi
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi
No Result
View All Result
Mahanpedia
No Result
View All Result
Home Artikel

Membaca dalam Perspektif Islam

mahanpedia by mahanpedia
3 tahun ago
in Artikel
4 min read
0
0
SHARES
341
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Hasbullah

Membaca adalah pekerjaan atau perilaku sederhana dalam ucapan, akan tetapi bila dipahami serta dijalankan maka membaca akan terasa berat bagi mereka yang belum terbiasa. Membaca dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas dalam melafalkan, mengeja, membunyikan simbol-simbol, abjad hingga menjadi kata sampai kalimat yang memiliki makna. Membaca adalah alat untuk  membuka paradigma berfikir, berucap dan berperilaku. Hingga terbukanya kawah candra di mukanya kehidupan, kematian bahkan kehidupan setelah mati.  Dengan membaca manusia akan memahami dari apa yang dia pikirkan untuk dikerjakan sehingga manusia akan memahami awal-akhir, sebab-akibat serta mampu menafsirkan apa yang harus disampaikan berdasarkan pengetahuan bukan berdasarkan kemauan dirinya sendiri atau kemauan orang lain atau yang sering disebut nafsu.

Mari kita lihat bagaimana para ahli mendefinisikan membaca, menurut  Tampubolon (1987), pengertian membaca dapat diartikan sebagai pemikiran, sehingga dalam pemahaman dialek sebuah tulisan dengan metode membaca sebagai sebuah proses penalaran. Beda lagi dengan pengertian membaca menurut Farida Rahim, yakni kegiatan membaca buku termasuk keterampilan dasar. Di mana di dalam keterampilan dasar membaca ini terdiri tiga dasar yaitu mengasosiasikan bunyi sesuai dengan sistem tulisan (recording), proses penerjemahan kata-kata yang dibaca (decoding) dan memahami kata secara interpretatif, evaluatif dan kreatif (meaning).  Menurut Giller & Temple, definisi dari membaca ialah memberi makna terhadap bahasa tulis. Dengan kata lain, membaca adalah sebuah aktivitas memperoleh, dan menciptakan gagasan, informasi, ide, mental dari segala sesuatu yang dibaca.

Sedangkan  menurut  Hittleman (1978), yang dikutip dari bukunya berjudul Reading in a Changing World, menyatakan reading is a verbal process interrelated with thinking and with all other communication abilities – listening, speaking, and writing. Specifically, reading is the process of reconstructing from the printed patterns on the page the ideas and information intended by the author. Hittleman menyampaikan membaca adalah sebuah proses merekontruksi kembali gagasan atau ide yang terdapat dalam sebuah teks atau tulisan serta informasi yang digagas oleh penulis.

Para ahli mempunyai kesamaan dalam mendefinisikan membaca. Bahwa membaca adalah alat untuk memahami apa yang terlihat oleh penglihatan sehingga manusia dapat memberikan makna tanpa harus melakukan komunikasi dengan pihak lain. Walaupun disisi lain bahwa ada mengartikan bahwa membaca adalah alat untuk mengkonfortir dari apa yang dilihat kepada orang lain dan hasil dari membaca adalah sebagai dasarnya.

Selanjutnya bagaimana Islam menafsirkan membaca ini. Dalam sejarah ke Islam membaca ini sudah diajarkan Allah kepada Nabi Adam ketika awal-awal penciptaannya, serta akan menjadi Nabi Adam sebagai khalifah (menjalankan amanah) di muka bumi. Allah memberikan pengetahuan dengan memberikan pelajaran. Hal ini disampaikan dalam Surat Al-Baqarah ayat 31-32.

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab: “Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Lebih dalam yang harus kita pahami dari apa yang kita baca belum tentu semua akan diterima oleh orang lain, begitu pun dengan apa yang telah Allah ajarkan kepada Nabi Adam juga tidak diterima oleh salah satu penduduk surga saat itu. Tetapi, Allah tetap pada ketetapan dengan apa yang telah diajarkan kepada Nabi Adam. Dari sinilah kita bisa melihat bahwa kebenaran dari pengetahuan dan kebenaran dari perilaku kita harus diawali dengan membaca.

Islam mengajarkan manusia untuk membaca, hal ini seperti yang telah kita pahami selama ini bahwa surat dalam Al-Qur’an yang Allah SWT sampaikan kepada nabi Muhammad SAW berkaitan dengan membaca. Surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5 menjadi surat yang berisi perintah membaca.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Jelaslah sudah, bagaimana membaca adalah satu hal yang penting dalam Islam. Membaca adalah jalan untuk membuka apa yang telah diciptakan Allah serta dalam rangka menjemput ketetapan dari Yang Maha Pemurah dan menikmati apa yang telah dituliskan dalam alam semesta.

Dengan membaca potensi diri manusia terbakar, terpacu dan terdorong, baik potensi diri yang berhubungan dengan jasmani maupun potensi rohani. Membaca dalam Islam akan menghantarkan manusia pada jalan kebenaran, kebaikan dan kemuliaan. Sehingga Islam melalui Iqra atau membaca memiliki beberapa tujuan.

Pertama, membaca menjadikan manusia sebagai pelaku perubahan dan berwawasan ke depan. Kedua, membaca mengajarkan manusia untuk tangan di atas (yad al-‘ula) dan bukan tangan di bawah (yad al-sufla). Ketiga, membentuk manusia sebagai dan pelaku sejarah (syuhada ‘ala al-nas). Keempat, membaca menjadikan manusia sebagai umat moderat (ummatan wasatha) dalam kehidupan. Kelima, membaca menjadikan manusia menjadi golongan terbaik, unggul dan menjadi khayra ummah. Keenam, membaca mengantarkan manusia untuk mewujudkan Islam rahmat semesta alam (rahmatan lil-‘alamin).

Membacalah untuk kemajuan pola pikir serta pola tindak. Merubah yang ada pada diri bukan karena orang lain melainkan karena diri sendiri. Sebagaimana yang tertulis di Surat Ar-Rad ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan  yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Membacalah dengan memaksimalkan potensi diri yang telah dianugrahkan Allah,  kepada manusia untuk menegakkan kebaikan dan mencegah keburukan, sebagaimana yang tertulis di Surat Ali Imran ayat 110: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.

Editor: Dwi Novi Antari

Previous Post

SMK sebagai Agen Tunggal

Next Post

Menyongsong Pilkada Sehat dan Berkualitas

Next Post

Menyongsong Pilkada Sehat dan Berkualitas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular Posts

Essay

Bonus Demokrasi dan Nawacita

by mahanpedia
Februari 27, 2023
0
12

Oleh : Fahrudin Hamzah Ketua Bidang Teknologi dan Informasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus...

Read more

Bonus Demokrasi dan Nawacita

Literasi Berada di Jurang Degradasi

Muhammadiyah; Dari Kiyai Haji menjadi Profesor?

Bukit Idaman: Ekowisata peduli sesama

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Nilai-nilai Dasar Dalam Etika Berdigital

Load More

Popular Posts

Hablum Minal’alam: Menjaga Lingkungan Bernilai Ibadah

by mahanpedia
September 2, 2021
0
2.1k

Akhlak Mulia Generasi Zaman Now

by mahanpedia
September 16, 2020
0
1.8k

5 Hal Misterius tentang Amado

by mahanpedia
September 6, 2021
0
1.8k

Mahanpedia

Mahanpedia adalah media belajar bersama untuk saling menginspirasi membangun kemajuan melalui gerakan literasi.

  • Kirim Tulisan
  • Tim Redaksi
  • Kontak

© 2020 Mahanpedia.id – Inspirasi untuk kemajuan.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi

© 2020 Mahanpedia.id