Oleh Muslimah
(Ketua Achievement fighter Team SD Aisyiyah Metro)
Udara pagi masih menyisakan dingin, saat embun masih bergelayut di dedaunan. Hari ini menjadi hari yang cukup menegangkan. Betapa tidak, ada agenda besar yang akan digelar oleh sekolah tempat aku mengajar. Ya, SD Aisyiyah Metro akan menghelat sebuah kegiatan besar bernama “Soft Launching Buku Guru dan Launching Brand Sekolah”, bertempat di Bumi Perkemahan Alas Puri Metro Selatan.
Agenda launching buku karya guru SD Aisyiyah inilah yang menyebabkan tanganku serasa panas dingin, keringat bercucuran. Sebab salah satu cover buku yang akan diresmikan itu adalah buku karya antologi yang berjudul “Jalan Juang Sang Guru”. Dan aku adalah salah satu penulis dari buku antologi tersebut. Ini artinya akan melecut diriku sendiri agar melawan dan menghapus kemalasan menulis dalam menyelesaikan buku tersebut. Jemari dan pikiranku harus semangat menyelesaikan buku kami itu.
Semula, menulis itu sangat berat bagiku. Dalam menentukan tema ataupun judul sebuah tulisanpun membutuhkan pemikiran yang sangat keras. Terkadang di tengah menulis, baru memperoleh beberapa paragraf, sudah berhenti kehabisan ide, sehingga terkadang aku bertanya, aku harus menulis apa lagi? Menulis itu membutuhkan konsistensi, sehingga dengan tekad yang kuat, aku harus tetap bersemangat untuk menyelesaikan tulisanku. Alarm menjadi pengingat diri sendiri untuk komitmen menulis. Aku juga menempelkan sebuah tulisan di secarik kertas, kalimat motivasi dari seorang tokoh, yang bertuliskan, “Jika kamu hendak dikenang buatlah sebuah karya, asah jemarimu untuk menghasilkan bait-bait kerinduan di hati pembaca”.
Hari ini 12 buku-buku karya guru-guru SD Aisyiyah telah dilaunching, disaksikan oleh banyak tamu undangan. Maka aku harus membuang jauh rasa malas. Buku “Jalan Juang Sang Guru”pun telah dipublikasikan keberadaannya, maka lekukan jemari ini siap bertempur, bukan bertempur di medan perang tapi bertempur dengan rasa kemalasan yang sering menghampiri. Tidak sedikit orang yang malas menulis. Penyebabnya beragam. Ada yang berkata bahwa menulis itu sulit. Ada juga yang menganggap bahwa menulis itu tidak penting. Anehnya lagi, yang lainnya menuding bahwa menulis adalah penyebab pusing. Padahal tidak demikian, karena menulis adalah hal yang mudah dan menyenangkan. Ada sesuatu dalam seni menulis yang memberikan kepuasan batin luar biasa. Tidak percaya? Itu terjadi karena banyak sekali hal yang bisa kita lakukan dalam sebuah tulisan. Tulisan ini akan menjadi kenangan berdialognya diri dengan tulisan-tulisan itu sendiri.
Saat jemari-jemari kita sudah terbiasa dengan indahnya irama bait, sudah terbiasa penatnya tebal halaman, terbiasa dengan kata baku dan tidak baku, terbiasa dengan kertas maupun keyboard notebook, hingga akhirnya terbiasa dengan kejaran bait yang indah, pasti akan lebih mudah hati membaca wacana menjadi tulisan yang apik.
Penulisan buku ini diawali dengan kegiatan pelatihan menulis, sebuah kegiatan yang sangat menginspirasi pikiran yang santai menjadi lebih aktif dan berkembang. Awalnya terasa seperti pemaksaan bagi yang belum terbiasa, namun kelamaan akan menjadi sebuah habit yang tentunya terlatihnya kepiawaian jemari ini untuk menuliskan kalimat-kalimat hebat.
Dengan digelarnya soft launching buku memberikan kesempatan kepada pelaku sejarah untuk membuktikan bahwa eksistensi ternyata bisa ditilik dari sebuah karya yang berupa buku. Kegiatan ini memberikan keleluasaan pemikiran khususnya guru-guru SD Aisyiyah Metro dalam mengembangkan kreativitas berfikir dan kritisnya membaca peluang untuk dijadikan sebuah modal karya besar.
Selain agenda soft launching buku, kegiatan ini juga dibarengi dengan launching brand sekolah yaitu “School of Nature” atau Sekolah Alam. Para tamu undangan terdiri dari tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah, dinas pendidikan Kota Metro yang diwakili oleh Kabid Pendidikan. Hal ini telah memberikan suasana baru yang akan menghiasi indahnya perpaduan kritisnya berfikir dengan alam yang memberikan pembelajaran terbaiknya.
Berharap menjadi awal yang baik dan menjadi suatu maha karya yang luar biasa. Serta berharap akan menjadi inspirasi di dunia pendidikan. Melalui tulisan, semoga mampu menggerakkan orang lain, orang bisa tergugah, termotivasi, bahkan mengubah karakter kepada hal yang lebih positif. Sungguh hikmah yang kompleks. Menulis membutuhkan kreativitas dari penulis dalam cara penyampaian maksud dan pesan yang ingin disampaikan dari tulisan itu sendiri. Senantiasa berusaha memberikan yang terbaik dan selalu mencoba hal baru. Bersemangat untuk menjadi bagian dari para pelaku sejarah. Dan kesemuanya itu akan bisa karena telah terbiasa.
Editor : Tri Hanifah