Oleh Hardika Saputra
Dengan beragam alasan banyak orang tidak mampu memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Terdapat potensi yang luar biasa yang dimiliki oleh setiap manusia. Begitu pula dalam setiap diri seorang pendidik sejatinya memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk dibangkitkan dan dimaksimalkan.
Terdapat sebuah istilah yang disematkan kepada seorang manusia yang tidak mampu memaksimalkan potensi yang terdapat dalam dirinya, yakni The Giant Sleeping. Makna istilah tersebut adalah raksasa tidur. Diibaratkan sebagai raksasa tidur karena ketidakberdayaan seseorang untuk menampilkan, memaksimalkan, dan membangkitkan potensi yang dimilikinya. Sebagai seorang pendidik tentunya kita tidak boleh terlalu lama tidur membiarkan potensi yang ada dalam diri kita tidak berkembang.
Namun terdapat hal yang lebih miris dibandingkan dari sekedar raksasa tidur. Banyak dari seorang pendidik yang bahkan tidak mengetahui potensi apa yang terdapat dalam dirinya. Para pendidik belum menyadari apa yang paling diminati, dikuasai, dan menyenangkan untuk dilakukan serta menjadi sebuah potensi besar dalam diri yang siap untuk dibangunkan dan siap untuk dikembangkan.
Lalu, apa yang harus dilakukan agar kita sebagai seorang pendidik bisa mengetahui potensi diri? Menganalisis diri adalah kunci. Menggali lebih dalam potensi diri, kemudian mengaktualisasikannya dalam sebuah tindakan untuk mengorbitkan potensi tersebut. Dalam setiap diri pribadi pasti terdapat potensi yang tersimpan. Jika itu bisa dimaksimalkan maka bisa menjadi kelebihan yang akan mendahsyatkan diri. Tidak ada alasan bagi seorang pendidik untuk menjadi pribadi yang hanya biasa saja dan hanya seolah mengikuti alur yang begitu-begitu saja. Yakinlah bahwa seorang pendidik adalah pemilik segala mimpi dengan sebuah potensi yang besar di dalam diri.
Perlu diketahui bahwa orang-orang terdekat dalam lingkungan kita bisa jadi sangat paham akan kita. Namun pada kenyataannya, bukan mereka yang dapat mengetahui potensi apa yang ada dalam diri kita sebab sejatinya potensi diri hanya bisa diketahui oleh diri kita sendiri. Seorang pendidik perlu meluruskan tujuannya menjadi seorang pendidik. Dari titik tersebutlah akan ada sebuah sasaran untuk pencapaian yang maksimal.
Apakah sebenarnya tujuan seorang yang menjadi pendidik? Kenapa hal tersebut perlu menjadi sebuah pertanyaan bagi para pendidik? Sebab bagaimana mungkin seseorang menjalani hidup menjadi seorang pendidik tanpa sebuah tujuan yang jelas. Tanpa adanya tujuan yang jelas, seseorang akan tersesat dan hilang di jalan. Oleh sebab itu, saat menjadi seorang pendidik jangan biarkan diri bingung. Sebagai contoh, saat mengajar di kelas tanpa tujuan pembelajaran atau indikator yang jelas, hal tersebut hanya akan menjadi sebuah proses menggugurkan kewajiban semata untuk hadir di depan kelas.
Memiliki tujuan hidup akan menjadi sebuah titik di mana kita akan merasa utuh dan berhasil. Akan ada saat merasa bahagia ketika mencapai tujuan yang diinginkan meski pencapaian tersebut harus diwujudkan dengan upaya yang sangat keras. Seorang pendidik yang mengenali diri dan menggali potensi iri, lebih bisa melihat keadaan dan tujuannya menjadi seorang pendidik.
Jangan pernah membuang waktu dan kesempatan untuk selalu menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Sebab adanya waktu dan kesempatan adalah rezeki yang diberikan Allah kepada para pendidik. Setiap pendidik memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi yang terbaik. Percayalah bahwa semua potensi yang luar biasa dalam diri bisa digali dengan maksimal. Sembari menjawab tujuannya diri menjadi seorang pendidik.
Editor : Dwi Novi Antari