Oleh Tri Hanifah
Pada sebagian orang, menulis itu menakutkan. Menganggap bahwa menulis suatu hal yang memberatkan. Menguras banyak energi dan membosankan. Namun, sebagian orang yang lain justru menulis merupakan kebutuhan. Bahkan bisa membuat ‘kecanduan’, karena merasa ada yang hilang waktunya jika tidak menggoreskan tulisan.
Sesungguhnya jika telah dimulai, menulis justru akan menjadi suatu yang mengasyikkan. Penulis akan berusaha mengemas padanan kata dan frasa. Mengolah kalimat menjadi deretan struktur kalimat yang rapi dan harmoni. Menulis juga dapat melatih pikiran menjadi lebih tajam untuk mengambil makna dari situasi yang terjadi. Dengan menulis kita bisa masuk ke dalam banyak ruang dimensi, menembus batas waktu, baik dimensi anak-anak, remaja, maupun dewasa.
Menulis itu hidup yang merdeka. Melatih menganalisa, mengkonklusi, mempertajam nurani, melahirkan jiwa yang halus dan penuh empati. Membawa seseorang mampu menjadi ‘traveller bebas’ dalam dunia berpikir. Kebebasan menuangkan ide dan gagasan, bahkan jika fisik dipenjara sekalipun. Bisa menjadi pekerja apapun, karena disini kita bisa menjadi pedagang, petani, pendidik, politisi, bahkan pejabat sekalipun.
Menulis adalah berjuang. Sebuah tulisan bahkan mampu meruntuhkan dan juga mengangkat kredibilitas seseorang. Tulisan bahkan lebih lantang dari unjuk rasa. Sangat memiliki pengaruh yang besar, karena dari tulisan mampu menggerakkan seseorang ataupun kelompok orang. Di dalamnya bisa mengandung motivasi yang besar dan dahsyat sehingga orang lain sanggup melakukan dan mengikuti petunjuk ‘sang motivator’. Ketika raga tak sanggup berjumpa, dengan tulisan akan menjumpai sesuatu yang dituju atau mencapai target.
Menulis adalah misi dakwah. Melalui tulisan, ajakan kepada orang lain menjadi lebih efektif dan efisien. Tulisan yang memiliki tujuan dalam berdakwah, dapat disiapkan basis dasar atau referensi yang kuat. Sehingga tulisan memiliki nilai hegemoni yang mengakar, terpercaya, sampai mempengaruhi pemikiran dan mengakui kebenaran yang disampaikan. Tujuan yang baik, harus diorganisir secara teratur, dan tulisan adalah salah satu sarananya.
Menulis adalah berwisata. Penulis yang berpengalaman merasakan bahwa menulis merupakan aktivitas yang menyenangkan. Hidup menjadi penuh inspirasi. Semua yang dialami baik pengalaman pribadi, curahan hati (curhat) dari teman, fenomena sosial, kejadian alam, pengalaman-pengalaman orang lain dapat menjadi catatan-catatan penuh hikmah dan bermakna. Ibarat melakukan perjalanan berwisata mengelilingi dunia, sebuah tulisan bisa menjelajah kemana saja sesuai yang diinginkan sang penulis.
Lalu, bagaimana agar aktivitas menulis menjadi happy fun, menggembirakan dan menyenangkan layaknya berwisata? Berikut ulasannya :
Pertama, hadirkan hati. Ketika hendak menulis hadirkan hati, dapatkan feel-nya. Jika sudah menentukan topik atau tema tertentu, masuklah ke dunia itu. Rasakan bahwa Anda hanya akan mengeksplore keindahan, kebahagiaan bahkan kesedihan sekalipun. Tanamkan nilai-nilai apa yang hendak diberikan kepada pembaca. Membagi dan menyampaikan ilmu yang dimiliki, walaupun hanya sedikit. Tulisan yang menghadirkan hati, akan memiliki ‘ruh’.
Kedua, sharing kebaikan. Jadikan tujuan menulis adalah sharing atau menebar kebaikan dan kebermanfaatan bagi pembaca. Berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu berusaha menginspirasi hal-hal yang baik. Hal ini agar pembaca juga tergerak untuk melakukan kebaikan, keadilan, kerukunan, toleransi dan hal-hal yang baik lainnya. Ketulusan dari sang penulis dalam menghadirkan kebaikan akan berdampak pada pembaca.
Ketiga, bersenang-senang. Jika suatu aktivitas dikerjakan dengan hati penuh bahagia, ceria, maka yang diperoleh bukanlah suatu pekerjaan, namun Anda hanyalah bersenang-senang. Bangun percaya diri, jangan pernah malu dan minder ketika karya kita dikatakan jelek. Easy going. Pastikan karya-karya Anda selalu hadir dan mencengangkan. Ketika Anda merasa hanya bersenang-senang di dunia menulis, maka saat itulah Anda menjadi diri Anda sendiri. To be happy writer.
Menulis itu mencintai. Tidak dapat dipungkiri bahwa tulisan dapat menjadi sarana atau media komunikasi dan silaturahmi antara penulis dan pembaca. Oleh karena itu, harus tetap menjaga keharmonisan agar pembaca akan terus ketagihan membaca karya Anda. Dan semakin banyak orang yang membaca karya Anda, maka Andapun akan ‘kecanduan’ dalam menulis. Lautan kebermanfaatan dari tulisan akan menjadikan amal kebaikan yang tidak ada putusnya. Bersiaplah menjadi penulis yang memukau bagai berlian.
Editor : Dwi Novi Antari
Jadi refrhesing dan Asyik ya Mbak
Senang jadi termotivasi deh
Teruslah menulis
Melukiskan kata kata indah bermakna
Barakallahu fiik Mbak Tri Hanifah
Saya sangat setuju….
Dengan tulisan, ilmu tak kan lekang ditelan waktu…
Terimakasih, semoga bermanfaat..
Ammiin. Terimakasih Ibu Azebtina..
Semoga bermanfaat.