Oleh Jeny Rahmawati
Sudah setengah tahun wabah virus Corona menyerang dunia dan juga Indonesia. Diberlakukan lockdown selama kurang lebih 4 bulan, hingga akhirnya keluar putusan dengan istilah new normal. Meski mall-mall sudah mulai beradaptasi dengan new normal, anak-anak sekolah masih disibukkan dengan pembelajaran melalui daring. Memang melelahkan, bahkan timbul banyak kasus, terdapat kasus orangtua memukuli anaknya hingga meninggal, orangtua pun mengalami stres berat. Hikmahnya, membuat kita semakin tersadar bahwa kita harus banyak mencari cara untuk melakukan hal-hal yang positif dan membahagiakan.
Dampak buruk pandemi juga terjadi pada banyak aspek, termasuk aspek ekonomi. Masyarakat yang bergerak di sektor ekonomi banyak yang mengeluh. Pedagang kaki lima mengeluh karena sepinya pembeli. Bahkan sampai di mall maupun supermarket mengalami penurunan income yang sangat drastis. Tidak hanya lapisan masyarakat kelas bawah yang merasakan dampak ekonomi bahkan sampai lapisan kelas atas pun mengeluh dan tidak sedikit perusahaan mengalami kebangkrutan.
Pandemi ini menuntut masyarakat untuk memilih stay at home. Jalanan kota yang biasanya macet pun lengang, antrian pada jam makan siang pun tidak nampak. Semua telah beralih memilih untuk banyak beraktivitas dari rumah. Memilih memesan makanan melalui online.
Tidak sedikit yang mengalami kepanikan dan khawatir menghadapi virus ini. Ketika badan lemas atau flu dan demam, pikiran sudah menjadi was-was, apakah telah terkena Covid-19. Disini, penulis akan mengajak pembaca untuk menemukan tips-tips agar kekhawatiran itu diubah menjadi hal yang berdampak positif.
Tips pertama, adalah berpikir positif dengan dorongan ingin tetap hidup dan sehat. Bisa dimulai dengan melihat video-video tentang tata cara mencapai hidup sehat melalui youtube, atau memfollow akun-akun hidup sehat dan bahagia. Setiap hari usahakan menonton satu video edukasi untuk memulai kebiasaan baru. Pada awalnya mungkin akan merasa terpaksa melakukan aktivitas yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Akan tetapi harus melawan rasa malas, dan mulai beralih melakukan pola hidup sehat.
Tips kedua, rutin berolahraga, makan-makanan sehat dan memperbanyak minum air putih. Susun jadwal dan berkomitmen kepada diri sendiri. Olahraga yang dipilih harus tetap mempertimbangkan tidak keluar rumah dan berkerumun. Maka olahraga senam adalah pilihan yang terbaik. Banyak sekali pilihan senam mulai dari Work Out, Zumba, Cardio, Yoga dan lainnya. Senam ini dapat dilakukan di rumah dan tidak memerlukan ruangan yang luas. Pilih senam yang gerakannya dan musiknya memberikan dampak semangat.
Melakukan senam secara rutin akan memberikan dampak positif. Yakni, kulit wajah menjadi lebih cerah dan kenyal, hal ini diperoleh setelah tiga kali melakukan senam. Selain itu, badan akan semakin ringan dalam beraktifitas, tidak merasakan pegal-pegal dan tidak mudah capek. Selain itu, melakukan senam akan menghilangkan stres, kecemasan serta pikiran-pikiran yang membebani menjadi runtuh satu persatu. Dampak yang paling dirasakan adalah merasakan bahagia setelah melakukan aktivitas senam. Berpikir bahwa masalah pasti akan ada solusinya, maka pikiranpun ikut sehat.
Tips ketiga. Menjaga pola makan. Bersemangat dan rutin menjalani pola hidup sehat, yakni dengan memakan makanan yang bergizi. Makanan bergizi akan membuat kondisi tubuh tetap prima. Tubuh yang sehat tentu tidak akan mudah terserang oleh berbagai penyakit. Sehingga dengan tubuh yang kuat, ketahanan tubuh pun meningkat.
Tips keempat. Mulai dengan hobi baru, salah satunya adalah dengan menulis dan berbagi kebahagiaan melalui media sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi ini membuat kita menjadi semakin dekat dengan gadget, banyak waktu dihabiskan bersama handphone ataupun notebook untuk sekedar menonton drama kesukaan kita. Menulis tentang berbagai tips-tips agar tetap bahagia dan sehat tentu menjadi bermanfaat bagi banyak orang. Maka, mencobalah untuk mulai menulis, agar kita tetap sehat dan bahagia.
Mari mengambil hikmah dari dampak pandemi Covid-19. Mencari kegiatan baru yang positif untuk tetap sehat dan menghindari kejenuhan selama pandemi Covid-19. Semoga bermanfaat.
Editor : Tri Hanifah
Tidak bisa dipungkiri klu Lulusan Smk adalah penyumbang terbesar pengangguran, sebab lapangan pekerjaan yang iciptakan pemerintah tidak sebanding dengan kelulusan smk setiap tahunannya, jurusan juga tidak sesuai dengan potensi daerah masing masing untung lulusan smk juga melanjutkan kuliyah walaupun tidak sejalur dengan jurusan di smk nya misal jurusan mesin begitu kuliyah jurusan agama, ekonomi dll