Oleh Tri Hanifah (Guru SMA N 1 Trimurjo Lampung Tengah)
Kondisi pandemi covid-19 telah mengubah pola kehidupan. Hal ini membawa pengaruh, tak luput bidang pendidikan pun mengalami suatu pola pembelajaran yang berubah. Pembelajaran online dengan memanfaatkan teknologi, menjadi realitas yang kini tengah menjadi tren. Berbagai fitur aplikasi berbasis digital kini dimanfaatkan menjadi metode dalam pelaksanaan pembelajaran.
Virtual learning yaitu pembelajaran berbasis digital dan siswa belajar berada di kelas maya. Edukasi dengan mengintegrasikan teknologi. Contohnya proses belajar jarak jauh menggunakan Zoom, Google Clasroom maupun Video Conference dan Video Call serta jenis lainnya. Suatu model pembelajaran yang kini harus diadaptasi. Mau tidak mau, suka tidak suka virtual learning tidak dapat dihindari dan telah digunakan saat ini.
Keefektifan pertemuan secara virtual ini, akan menjadi sebuah budaya belajar atau pola yang semakin sering digunakan oleh banyak kalangan. Tidak hanya bidang pendidikan, namun juga komponen lainnya, seperti bisnis ekonomi, pariwisata, budaya, event lomba dan lainnya. Mereka yang membutuhkan pertemuan secara efektif dan cepat, dan cukup dilakukan dari tempat masing-masing, tentu memilih cara ini. Dan budaya ini diproyeksi akan berlangsung terus menerus, bahkan jika wabah ini telah berlalu.
Keunggulan dan kemudahan yang diperoleh dari virtual learning antara lain; siswa mendapatkan materi dengan tampilan yang lebih menarik, seperti video, animasi bergerak maupun tulisan-tulisan dengan tampilan yang indah. Waktu yang digunakan juga menjadi lebih efektif. Secara cepat guru dan siswa dapat mengadakan pertemuan belajar meskipun berjauhan jarak lokasi. Belajar bisa dimana saja. Selain itu, pembelajaran juga menjadi sangat simple, sebab cukup dengan gadget atau gawai maupun notebook, anak dapat menyimpan banyak file. Di dalam lempengan yang kecil itu anak dapat menyimpan data dalam skala besar, maupun berselancar terhadap ilmu pengetahuan secara luas.
Lebih dari 93 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet dan sekitar 71 juta memiliki telepon selular (ponsel). Ini menunjukkan bahwa tingginya mereka terhubung dengan media digital. Sebagian adalah anak-anak usia pelajar yang senang dengan connected, berkomunikasi (communicate) serta menggandrungi perubahan (change).
Virtual learning diproyeksikan akan menjadi salah satu pola pembelajaran di masa yang akan datang. Perubahan dan kemajuan teknologi canggih adalah suatu keniscayaan. Pola belajar yang baru, akibat dari dinamisnya kesempurnaan teknologi. Bahkan ke depan mungkin akan ditemukan fitur-fitur yang memberikan kemudahan-kemudahan yang sangat memanjakan siswa.
Meskipun demikian, terdapat kelemahan dari model pembelajar virtual learning seperti, berbayar mahal, tidak dapat diakses secara merata oleh peserta didik, dan terkesan ekslusif. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah dalam hal perilaku, anak-anak menjadi kurang dalam interaksi sosial dan cenderung egois lebih suka memikirkan diri sendiri. Namun, dalam kurun waktu perkembangannya justru nilai keefektifannya menunjukkan kelanggengannya. Kemudahan-kemudahan dari pembelajaran secara virtual lebih banyak didapatkan.
Platform pendidikan via gawai harus segera disiapkan oleh para pendidik maupun pemangku kebijakan. Inovasi pendidikan basis teknologi pun harus selalu diupgrade atau ditingkatkan. Kurikulum pembelajaran harus dinamis dan menyesuaikan tuntutan kemajuan zaman. Generasi ke depan adalah generasi instan, mendapatkan apa yang dibutuhkan serba diperoleh dengan cepat. Maka dari itu, penyedia solusi pendidikan berbasis teknologi harus mampu melihat ekosistem pendidikan tanah air secara menyeluruh. Bagi para penyedia belajar online, harus mampu memberikan solusi tidak hanya temporer, melainkan mampu menjawab kebutuhan pembelajaran di masa yang akan datang. Dan paling utama adalah pembangunan infrastukrtur teknologi secara merata, agar akses pembelajaran virtual dapat dirasakan oleh seluruh anak negeri.
Editor : Dwi Novi Antari