Oleh Agus Riyanto
Dua bulan belakangan ini antara Juni – Juli 2021 menjadi bulan-bulan kesedihan dan duka bagi masyarakat Indonesia karena mengalami lonjakan paparan kasus Covid-19 yang cukup tinggi. Disinyalir bahwa penyebab lonjakan tinggi kasus Covid-19 di Indonesia adalah muncul dan masuknya varian baru virus Covid-19 Delta yang lebih dulu menyerang India.
Covid-19 Tak Mengenal Batas Geografis
Pandemi Covid-19 memang tak mengenal batas-batas teritorial geografis antar bangsa, antar provinsi, daerah kabupaten atau kota baik perkotaan yang padat penduduk, daerah yang mobilitasnya tinggi maupun sebaliknya. Kini Covid-19 telah masuk ke pelosok-pelosok desa atau kampung yang jauh dari daerah perkotaan sekalipun. Selain itu paparan Covid-19 juga tak mengenal batas-batas profesi baik itu pejabat ataupun rakyat biasa, tak mengenal batasan umur atau usia, baik yang sudah tua-muda maupun yang masih usia anak-anak, paparan virus Covid-19 menyasar siapa saja, kapan saja dan di mana saja.
Kalau dulu atau bahkan sampai sekarang kita masih mengenal ABRI/TNI masuk desa atau kampung, seiring dengan lonjakan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia, kini masyarakat desa atau kampung banyak yang terpapar Covid-19 atau dapat diistilahkan dengan “Covid-19 masuk kampung”. Pada awal-awal masuknya Covid-19 ke Indonesia, jika mencari daerah yang aman agar terhindar dari serangan virus ini pilihannya adalah dengan tinggal di desa atau kampung yang jauh dari perkotaan. Nah, sekarang desa atau kampung tidak lagi aman dari paparan virus Covid-19.
Keluarga terdekat kita bahkan kini telah banyak terpapar virus Covid-19. Virus ini sudah sangat dekat, saudara, sanak keluarga yang tinggal di kampung kelahiran kini telah banyak yang dinyatakan positif Covid. Padahal kampung kelahiran kita mungkin berada di wilayah yang jauh dari akses ibu kota kabupaten atau perkotaan, yang kurang lebih jaraknya hingga puluhan kilometer dengan jarak tempuh membutuhkan berjam-jam waktu perjalanan. Hal yang cukup mengagetkan adalah informasi akurat diperoleh dari salah seorang dokter yang berada di kampung bahwa sekarang banyak warga dari beberapa kampung telah terpapar virus Covid-19 justru berasal dari klaster keluarga. Belum lagi jika ada masyarakat yang sakit dengan gejala-gejala Covid-19 yang tidak melaporkan ke pamong RT atau RW atau tidak memeriksakan diri ke pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada di desa atau kampung mungkin jauh lebih banyak lagi.
Kita bisa bayangkan bagaimana kondisi di desa atau kampung, di mana fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan balai pengobatan swasta sangatlah terbatas dengan personil tenaga kesehatan (nakes) yang sedikit, sarana prasarana yang kurang memadai dan stok obat-obatan yang belum tentu mencukupi untuk meng-cover masyarakat yang terpapar Covid-19. Hal ini akan menjadi problem kesehatan masyarakat desa atau kampung saat angka paparannya semakin banyak dan meluas.
Darurat Covid-19 Desa atau Kampung
Kita tentu saja khawatir dengan kondisi ini, apalagi jika sosialisasi dan edukasi tentang paparan Covid-19 belum masif dilakukan kepada masyarakat, misal soal gejala-gejala seperti apa yang harus diketahui dan diwaspadai warga terkait gejala paparan Covid-19 dan apa yang harus dilakukan oleh masyarakat, selain itu bagaimana cara warga mengisolasi mandiri di rumah jika terpapar positif Covid-19 sedangkan pusat layanan kesehatan masyarakat semua penuh.
Sosialisasi dan edukasi tentang Covid-19 harus dilakukan secara masif dan intensitasnya ditingkatkan serta dilakukan secara berkelanjutan terlebih sekarang ini yang lonjakan paparan Covid-19 semakin tinggi dan meluas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan atau perkampungan.
Semua elemen masyarakat yang ada di desa atau kampung seperti organisasi keagamaan (Muhammadiyah, NU dan majelis-majelis taklim), organisasi kepemudaan (Risma, Karang Taruna, Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor) harus bahu membahu bersama pemerintah desa atau kampung dan tenaga kesehatan – puskesmas, untuk membangun kesadaran masyarakat terutama soal disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari berkerumun dan mengurangi mobilitas (di rumah saja).
Saya punya keyakinan bahwa vaksinasi Covid-19 di desa atau kampung masih sangat terbatas karena memang persediaan vaksin masih kurang dan jauh dari kata mencukupi, jangankan vaksinasi di desa atau kampung di daerah perkotaan saja jumlah warga yang telah memperoleh vaksin masih sedikit sekali dibandingkan dengan jumlah penduduk yang sudah memenuhi syarat untuk ikut program vaksinasi Covid-19.
Masyarakat desa atau kampung tidak boleh menyerah dengan kondisi yang ada sekarang baik, karena paparan Covid-19 yang semakin tinggi, sarana prasarana pelayanan kesehatan masyarakat yang terbatas dan belum memadai, program vaksinasi Covid-19 yang masih rendah dan sebagainya. Masyarakat desa atau kampung bisa secara mandiri disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M, rajin berolahraga dan makan makanan yang sehat untuk menjaga imun tubuh.
Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten/kota mesti memantau secara fokus dan serius kondisi perkembangan kasus Covid-19 di masing-masing desa atau kampung lewat jajaran aparat desa dan tenaga kesehatan yang ada di masing-masing puskesmas yang ada. Dan yang tidak kalah penting, masing-masing pemerintah daerah mesti menyiapkan dan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terkena dampak pandemi terutama perioritas bagi masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri karena positif terpapar Covid-19.
Pemda kabupaten memiliki kewajiban untuk memberikan layanan kesehatan masyarakat yang baik, maksimal dan prima kepada masyarakat tak terkecuali bagi masyarakat desa atau kampung, peningkatan kualitas sarana prasarana puskesmas sebagai ujung tombak masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk keterpenuhan SDM tenaga kesehatan serta obat-obatan yang ada di masing-masing puskesmas yang tersebar di wilayah kerjanya.
Kita boleh khawatir dan waspada terhadap paparan Covid-19 yang semakin meluas tapi kita tidak boleh takut dan kalah untuk bersama-sama melawan persebarannya dengan berdisiplin menerapkan protokol kesehatan 5M dalam kehidupan keseharian kita sekalipun kita tinggal di desa atau kampung yang jauh dari perkotaan. Tetap jaga kesehatan dan terus berikhtiar diiringi dengan doa terbaik kita kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa agar terhindar dari segala macam penyakit dan tetap diberikan kesehatan. Amin.
Editor : Dwi Novi Antari