• Tentang
  • Kontak
  • Tim Redaksi
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi
No Result
View All Result
Mahanpedia
No Result
View All Result
Home Artikel

Meninjau Pendidikan di Era Covid-19

mahanpedia by mahanpedia
2 tahun ago
in Artikel
4 min read
0
0
SHARES
66
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Maratul Azizah (Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung)

Tahun kedua Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Pemerintah Pusat mewajibkan sekolah melakukan pembelajaran secara daring. Berawal dari terbitnya surat edaran manteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 membuat pola proses belajar mengajar yang awalnya tatap muka berubah secara online dari rumah masing-masing. Hal ini menjadi pemicu hambatan bagi guru ataupun peserta didik yang tinggal di daerah jauh dari jangkauan sinyal dan internet, begitu juga faktor masyarakat kecil yang belum siap mengikuti kemajuan teknologi karena keterbatasan ekonomi.

            Pemasalahan lain yang dialami guru salah satunya adalah tugas penuntasan kurikulum, kemendikbud kembali merancang penyerderhanaan kurikulum yang sesuai dengan konteks Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) agar lebih efektif di tahun 2020/2021 yang sebagaimana dilansir pada CNN Indonesia (10/08/2020). Penyederhanaan kurikulum memang memiliki nilai positif untuk guru, namun bagaimana dengan dampak negatif penerapannya? Bukankah penyusunan kurikulum baru ini akan berdampak juga pada kompetensi dasar yang diterapkan?

            Sangat disayangkan jika pemilihan alternatif ini tidak diterapkan secara maksimal, sebab siswa bukan hanya kehilangan kesempatan memahami materi yang terpangkas, tetapi juga tidak mendapatkan pemahaman materi saat kelas daring berlangsung tidak efektif. Kerugian tersebut memberikan dampak negatif untuk perjalanan siswa ke jenjang kelas berikutnya. Kebijakan-kebijakan baru yang tidak wajib seperti diatas menambah berbagai problem sekolah.

Fasilitas Sekolah                                                          

            Sekolah negeri memungkinkan lebih besar mendapat distribusi peserta didik,, namun pada realitanya dukungan fasilitas yang kurang memadai karena tidak selengkap sekolah swasta pada umumnya membuat beberapa sekolah negeri terkesan tertinggal. Sepintas terlihat beberapa sekolah negeri belum menerapkan sistem yang mendukung pembelajaran secara daring, hal ini memaknai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan sekolah akan sangat berkaitan dengan berjalannya proses belajar mengajar. Jangankan untuk memberikan fasilitas pinjaman perangkat mobile kepada siswa selama pandemi, permasalahan bagunan yang rentan ambruk karena faktor cuaca saja belum ditangani dengan baik oleh sekolah.

Ancaman Proses Belajar-Mengajar

            Penargetan kompetensi dasar yang harus dituntaskan setiap semester membuat sekolah kewalahan melaksanakan daring di tahun pertama. Selain faktor jaringan, isu banyaknya tugas juga mewarnai proses belajar mengajar secara daring yang memicu tingkat stres pada siswa dan tak jarang orang rumah juga merasakan dampak daring tersebut. Dalam hal ini, daring menuntut kemandirian siswa dalam belajar memahami setiap materi baru, jika penerapannya baik, maka outputnya siswa memperoleh hasil belajar berupa keterampilan, pengembangan nalar, keaktifan berdiskusi, memiliki sifat teladan yang ia peroleh selama pembelajaran daring berlangsung.

Interaksi Edukatif

            Komunikasi terarah antara guru dan siswa dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menjalani kebiasaan baru selama daring. Sistem pendidikan yang terus di sesuaikan dengan pembelajaran daring akan memancing guru lebih profesional dalam memilih metode belajar, asas Tut Wuri Handayani bisa menjadi kekuatan bagi semua orang yang terlibat di masa pembelajaran daring. Pentingnya peran orang-orang terdekat siswa yang dapat dipercaya membantu kesulitan dalam belajar akan menjadi ruang komunikasi untuk mengembangkan keingintahuannya.

Kehilangan Revolusi Moral

Belajar bukan hanya tentang menjadi pintar, tetapi belajar juga  bagian dari mencari jati diri serta beretika dalam perbuatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pendidikan memiliki tujuan untuk menumbuhkembangkan moral siswa, baik itu saat sekolah dilaksanakan secara offline maupun online. Jika kita lihat proses belajar siswa di SD yang merupakan tingkat dasar siswa mengenal perbedaan lingkungan, dimana mereka mengenal budaya-budaya baru seperti: budaya menggunakan baju seragam dengan rapi sesuai jadwal, menggunakan atribut lengkap saat upacara, disiplin waktu berangkat pagi agar tidak terlambat mengikuti kelas, mengenal upacara bendera dan mendengar lagu-lagu kebangsaan dan nasional, bahkan belajar bagaimana membudayakan menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan piket ataupun gotong royong di hari-hari tertentu. Selama daring pengenalan budaya seperti diatas belum menjadi fokus kebijakan sekolah, padahal dalam hal ini siswa kehilangan kesempatan mengenal budaya yang bisa menumbuhkan etikanya saat sekolah normal nanti.

Antisipasi penyederhanaan kurikulum belum merumuskan penyederhanaan masalah daring, dalam konteks ini, proses pendidikan seyogyanya melibatkan unsur-unsur pendidikan. Unsur pendidikan pertama adalah siswa, selama daring seharusnya siswa mendapatkan perhatian dan motivasi ekstra dari semua orang disekelilingnya agar dapat memaknai proses belajar daring seperti belajar normal. Ketika perhatian terpusat pada siswa, maka nilai-nilai keterampilan, penalaran kritis, pembentukan sikap akan terbentuk secara mandiri oleh siswa. Unsur pendukung kedua adalah pendidik, peran guru sebagai pembimbing, pendorong, pendiagnosa kebutuhan dan sumber informasi bagi siswa menuntut ekstra guru mempersiapkan muatan materi yang lebih mudah dipahami. Misalnya dengan mengembangkan ide-ide dalam memilih metode belajar online yang menarik. Pada siswa SD kelas 1-3 pengetahuannya terbatas dengan membaca, maka guru bisa menawarkan materi ajar yang di desain dengan gambar menarik serta menyajikan permainan-permainan yang mengembangkan kognitifnya. Unsur penting lainnya adalah lingkungan yang biasa kita sebut tripusat pendidikan, ia adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Selama pandemi, guru dan siswa memang terbatas untuk berinteraksi secara langsung, namun tentu keadaan siswa dengan lingkungan semakin dekat dan erat hubungannya. Materi sekolah selama pandemi bisa dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang efektif baik itu di rumah maupun di masyarakat, sebagai contoh ketika siswa mengamati lingkungan itu akan memberikan implus kepedulian sosial sejak dini kepada siswa, dengan begitu siswa akan lebih senang belajar tanpa merasa terbebani dengan tugas yang sulit di pahami.

Editor: Renci

Previous Post

Museum Sekolah

Next Post

Presiden Legalkan Rektor Rangkap Komisaris, Benarkah?

Next Post

Presiden Legalkan Rektor Rangkap Komisaris, Benarkah?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular Posts

Essay

Bonus Demokrasi dan Nawacita

by mahanpedia
Februari 27, 2023
0
10

Oleh : Fahrudin Hamzah Ketua Bidang Teknologi dan Informasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus...

Read more

Bonus Demokrasi dan Nawacita

Literasi Berada di Jurang Degradasi

Muhammadiyah; Dari Kiyai Haji menjadi Profesor?

Bukit Idaman: Ekowisata peduli sesama

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Nilai-nilai Dasar Dalam Etika Berdigital

Load More

Popular Posts

Hablum Minal’alam: Menjaga Lingkungan Bernilai Ibadah

by mahanpedia
September 2, 2021
0
2.1k

Akhlak Mulia Generasi Zaman Now

by mahanpedia
September 16, 2020
0
1.8k

5 Hal Misterius tentang Amado

by mahanpedia
September 6, 2021
0
1.7k

Mahanpedia

Mahanpedia adalah media belajar bersama untuk saling menginspirasi membangun kemajuan melalui gerakan literasi.

  • Kirim Tulisan
  • Tim Redaksi
  • Kontak

© 2020 Mahanpedia.id – Inspirasi untuk kemajuan.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi

© 2020 Mahanpedia.id