Oleh : M. Fahdi Fauzi Akbar
Di Indonesia istilah civil society sudah menjadi perbincangan yang serius. Pendidikan dituntut mampu memaikan sebuah peran tatanan civil society dalam diri pelajar Indonesia. Proses pengembangan nilai-nilai intektual, nilai-nilai kekewarganageraan serta nilai keagamaan; terutama nilai keislaman. Nilai-nilai yang harus menjadi pondasi bagi karakter pelajar saat ini. Tetapi mulai hilangannya moral dan runtuhnya karakter pelajar menjadi masalah yang komplek saat ini. Perlunya tranfer of knowledge dan tranfer of value yang ditanamkan dalam diri pelajar dari mulai dini dan dalam dunia pendidikan.
Pertama, sebagai agent of change. Peran pelajar dalam membangun perubahan, menjadi pusat perubahan, merupakan dua hal yang menjadi tolak ukur. Kemudian, apakah dalam momen kali ini Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sudah banyak berperan bagi diri sendiri dan pelajar se-Indonesia? Hal ini menjadi pertanyaan penting. Serta sudah sejauh manakah pelajar berperan dalam membuat perubahan bagi pelajar itu sendiri? Setidaknya peran pelajar kali ini dapat memberikan dampak postif yang dapat dirasakan bagi seluruh pelajar itu sendiri.
Kedua, sebagai agent of development. Selain membangun perubahan, pelajar harus mampu menjadi penerus bangsa kelak. Hal ini berarti bahwa para pelajar memiliki peran dan tanggung jawab dalam upaya melancarkan atau melaksanakan berbagai macam pengembangan di berbagai bidang. Sebagai contoh seperti di masa pandemi covid ini banyak hal yang membuat pergerakkan menjadi terhambat dan di lain sisi perkembangan teknologi yang semakin maju di berbagai bidang, di mana melalui aktivitas pelajar dituntut untuk mengikuti arus teknologi yang luar biasa, kemudian dapat menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang semakin maju, sehingga tidak yang tertinggal.
Peran pelajar sebagai pemuda harus mempunyai intektual, ide kreatif dan gagasan yang mampu memberikan hal-hal gemilang untuk dinikmati pelajar lainnya. Apa yang sudah dilakukan pelajar sudah membangun peran pelajar dalam membangun karakter dan keilmuan pelajar? Seperti yang sudah sudah jangan sampai nilai intelektual mulai luntur bagaimana kali ini membangun nilai intektual yang perlu dikembalikan sebagai pelajar yang menjungjung tinggi intektual.
Ketiga, sebagai agent of modernization. Peran yang selanjutnyaini adalah menjadi agen pembaharuan bagi pelajar Indonesia. Pendemi bukan halangan, sebagai pelajar yang juga penerus bangsa harus tertanam jiwa semangat perjuangan yang tinggi. Pelajar baik pada masa sekarang maupun sebagai generasi penerus harus memiliki semangat perjuangan yang tinggi, sebab tertumpu beban masa sekarang maupun masa terdahulu yang harus diselesaikan, juga tugas-tugas di masa yang akan datang.
Terbentuknya pelajar yang terpelajar sebagai upaya membentuk pemuda yang mampu memberikan sebuah kebijakan publik sehingga bisa berpengaruh bagi masyarakat Indonesia nantinya. Dalam proses perkembangan pelajar yang terpelajar seyogyanya harus dipahami sebagai sebuah kebutuhan bersama. Oleh karna itu, perlu adanya peran dari semua elemen baik dari lingkungan keluarga, lingkungan pendidik dan sosial. Hal ini merupakan sebuah keniscayaan dan ikhtiar bersama.
Pelajar sebagai pemuda penurus bangsa hendaknya berperan dalam membangun peran membangun nilai- nilai intektual. Nilai intektual civil society yang mana menjadi salah satu tantangan pelajar saat ini. Komitmen perlu ditingkatkan secara sistematis sehingga mampu membangun peran yang dapat menopang karakter pelajar dalam era yang sekarang, terlebih di masa pandemi. Tetapi, pandemi pun bukan menjadi halangan pelajar untuk tetap berproses menjadi pelajar civil society menyeluruh untuk semua kalangan.
Editor : Dwi Novi Antari