Oleh : Agus Wibowo
Sejauh ini politik kian direduksi maknanya, politik yang seharusnya digunakan sebagai sarana dalam memperjuangkan kemanusian, kesetaraan serta kebebasan berpendapat, kini justru lebih banyak dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang berambisi merebut dan mempertahankan estafet kekuasaan. Pemahaman yang dangkal serta pengaruh oleh kepentingan segelintir orang, banyak menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar batas kemanusiaan sesama warga negara, meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan dengan menebarkan ujaran kebencian, memfitnah hingga pada menyebarkan isu-isu kebohongan.
Dalam kehidupan bernegara, politik bukanlah kebutuhan utama yang menjadikan negara itu harmonis, berkembang bahkan maju, melainkan masih ada nilai kemanusiaan yang seharusnya menjadi penting dan berharga yang menjadi nilai prioritas untuk menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara. Pada hakikatnya nilai kemanusiaan itulah yang menjadi dasar dalam menjaga hak dan kewajiban setiap warga negara melalui peraturan-peraturan hukum yang dihasilkan melalui jalan politik. Namun yang sering kita temui justru sebaliknya, setiap menjelang kontestasi politik nilai-nilai kemanusiaan tersisihkan oleh segala bentuk ambisi yang melekat pada asas kepentingan yang mengatasnamakan rakyat. Atas dasar kepentingan itu juga tidak sedikit yang mengingkari janji-janji politik terhadap rakyat. Seseorang bisa saja disebut baik sebagai warga negara, namun belum tentu baik sebagai manusia. Kebaikan seorang sebagai warga negara dan sebagai sesama manusia bisa terjadi manakala negara itu sendiri juga baik. Apabila negara itu buruk maka seorang yang baik sebagai warga negara yang hidup di dalam tata aturan yang buruk, bisa jadi akan menjadi jahat sebagai manusia. Begitupun sebaliknya, dalam tata aturan yang buruk, seorang yang baik sebagai manusia akan berusaha melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, meskipun akan dinilai buruk karena tidak mematuhi aturan yang ditetapkan negara yang buruk.
Sebagai contoh di masa krisis yang dirasakan oleh negara atau bahkan dunia baru-baru ini mungkin kita sudah banyak membaca dan melihat, betapa banyak negara berupaya untuk menyelamatkan warganya juga negaranya agar terhindar dari ancaman yang akan menggulung semua lini kehidupan bernegara, baik politik, ekonomi, pendidikan, bahkan ancaman kemanusiaan. Tentu ini akan membawa dampak besar bagi negara-negara bahkan dunia. Pemegang kendali kekuasaan yang dihasilkan melalui jalur politik yang sah, akan menjadi barometer apakah negara akan bertanggung atas segala kebijakan yang diambil untuk menyelamatkan negaranya.
Politik sejatinya hanyalah media yang digunakan oleh manusia untuk melakukan tindakan dalam mengubah sudut pandang negara dalam melihat realitas dunia. Jika dilihat dari sudut pandang lain, politik bukanlah sebuah proses natural yang muncul secara alamiah, malainkan sebuah proses budaya yang muncul sebagai upaya sadar dalam menjalani perubahan. Konsep kemanusiaan dalam keyakinan beragama dan bernegara didasarkan pada hubungan sesama manusia, baik hubungan sesama satu agama maupun hubungan antar agama lain. Nilai kesamaan dan kesetaraan diwujudkan dalam norma-norma keadilan tanpa memandang suku, agama, ras, etnis, budaya dan lain sebagainya. Lebih dalam lagi politik menjadi sarana bagi seorang sebagai warga negara untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan. Karena tanpa politik usaha dalam mewujudkan kebaikan bersama akan sulit tercapai.
Editor : Dwi Novi Antari