Oleh: Renci (Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)
Memasuki bulan September, beberapa Perguruan Tinggi mempersiapkan acara untuk mahasiswa baru. Kurun waktu tersebut memang identik dengan diterimanya lulusan SMA untuk menjadi seorang mahasiswa. Sebagaimana juga terjadi pada Perguruan Tinggi seperti Universitas Muhammadiyah (UM) Metro, dibulan September ini, UM Metro mewacanakan akan melakukan kegiatan Masa Taaruf Mahasiswa (Mastama), acara yang setiap satu tahun sekali dilakukan dengan tujuan memperkenalkan budaya dan lingkungan kampus kepada para mahasiswa baru.
Meski tidak dirayakan dengan meriah seperti tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi penyambutan mahasiswa baru melalui mastama diharapkan mampu mencapai tujuan esensi dilaksanakannya. Selain untuk mengenalkan bagaimana budaya dan lingkungan kampus, mastama seharusnya bisa menjadi ajang untuk membuka wawasan para mahasiswa baru bahwa dirinya adalah manusia yang sedang memasuki fase hijrah, dari masa sekolah menuju perguruan tinggi, artinya gelarnya sudah bukan lagi seorang siswa, tetapi mahasiswa.
Hal yang perlu dipahami oleh para mahasiswa baru adalah fungsinya di kampus, mereka selain memenuhi kewajiban menjadi seorang pembelajar juga harus membawa perubahan pada keadaan. Tidak perlu jauh-jauh membicarakan perannya merubah segala ketimpangan atau kemiskinan, tetapi hal yang sederhana adalah membawa perubahan dimulai dari diri sendiri, berupaya menjadi pribadi yang lebih baik, cerdas, produktif, dan berusaha menjadi seorang mahasiswa yang memiliki nalar kritis.
Organisasi Sebagai Jalan Perubahan
Sebagai seorang mahasiswa, fungsi yang melekat dalam dirinya adalah agent of change, sebagai agen yang membawa perubahan. Adalah hal yang pasti dalam setiap Perguruan Tinggi terdapat beberapa organisasi, hal yang bisa dimanfaatkan mahasiswa baru adalah mengikuti organisasi untuk mengoptimalkan perannya. Mengikuti organisasi memang tidak memberikan jaminan seseorang akan mendapatkan kesuksesan, tetapi paling tidak, dengan berorganisasi mahasiswa baru bisa belajar banyak hal. Organisasi akan mendorong mahasiswa untuk mampu mengubah serta meluaskan pola pikir mereka, sebab, mereka tidak hanya bertemu dengan rekan-rekannya yang satu jurusan, melainkan mereka akan dipertemukan dengan mahasiswa lain jurusan bahkan lain perguruan, hal ini akan memungkinkan diskusi aktif yang kemudian membuat mahasiswa bisa memiliki pengetahuan yang luas.
Dengan mengikuti organisasi juga, mahasiswa baru akan bisa banyak belajar hal-hal yang kemudian tidak didapatkan di dalam ruang kelas, mereka bisa menghabiskan waktu untuk banyak belajar hal baru, bertemu dengan orang baru, dan bisa memaksimalkan bakat dan kemampuan diri. Oleh karena itu, IPK di dalam kampus itu maksimal hanya memperoleh nilai 4,00, kenapa demikian? Karena sisanya, yang 96,00 bisa kita gali diluar kelas, salah satu jalannya adalah dengan mengikuti organisasi.
Hal yang kemudian menghantui para mahasiswa baru ketika dihadapkan pilihan untuk ikut atau tidak pada sebuah organisasi adalah ketakutannya pada nilai yang anjlok atau takut tidak lulus tepat waktu. Sebenarnya, mahasiswa yang mengikuti organisasi justru harusnya lebih percaya diri, dirinya bisa mendapat pengetahuan yang luas di luar kelas, dirinya bisa membawa dampak ketika di dalam kelas, dengan aktif memberikan gagasan serta argumen yang masuk akal. Toh, yang perlu teman-teman mahasiswa baru sadari adalah bahwa ketika kita memutuskan untuk kuliah yang sedang kita cari bukan sekedar nilai secara angka, melainkan nilai (value), artinya percuma jika kita mendapatkan nilai tinggi, namun minim aksi, minim pemahaman dan pengaplikasian, sebab nilai angka belum tentu menjamin kecerdasan dan pemahaman mahasiswa.
Selain memperoleh banyak pengetahuan baru serta teman baru, dengan berorganisasi kita bisa pelan-pelan berusaha mengubah pola hidup kita, kita terbiasa dihadapkan dengan problematika dan beda pendapat dengan rekan kita, hal itu kemudian akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang cerdas dalam mengambil sikap. Tidak hanya itu, kita juga bisa mengisi waktu kita dengan kegiatan yang bermanfaat, itu artinya dengan berorganisasi bisa menjadikan kita mahasiswa yang produktif.
Mahasiswa Baru dan Keikutsertaannya di Organisasi
Jika berbicara perihal organisasi, maka ada salah satu organisasi internal di UM Metro yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Organisasi ini tidak hanya bisa diikuti oleh kalangan mahasiswa yang ada di UM Metro, melainkan juga bisa diikuti oleh mahasiswa yang ada di Perguruan Tinggi manapun, baik negeri maupun swasta.
Sebagai seorang kader aktif di IMM, tidak berlebihan jika penulis mengatakan bahwa IMM termasuk organisasi yang sudah membawa penulis sampai pada titik ini, berbeda dengan diri penulis sebelumnya, IMM sudah menjadi jalan perubahan bagi penulis, dari segi penampilan, pemahaman, dan kecakapan diri. Meski penulis juga akan tetap terus belajar, tetapi penulis memahami betul bahwa IMM adalah wadah yang paling tidak bisa menjadi jalan perjuangan dan jalan dakwah sebagai seorang mahasiswa.
Maka, perlu sekiranya mahasiswa baru memikirkan bagaimana kegiatannya setelah menjadi seorang mahasiswa. Tidak salah jika setiap mahasiswa memilih untuk menjadi mahasiswa yang kuliah pulang kosan atau yang biasa disebut dengan mahasiswa kupu-kupu, akan tetapi perlu adanya peningkatan diri dengan mencoba untuk mengikuti organisasi. Keikutsertaan mahasiswa di dalam organisasi bisa menjadi salah satu ikhtiar untuk memperbaiki kualitas diri kita sebagai seorang mahasiswa, tentu itu bagaimana kita bisa memaksimalkan peranan kita di dalam organisasi. Aktif di dalamnya, baik kegiatannya maupun diskusinya.
Sama halnya dengan IMM yang merupakan Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah, ada juga beberapa Ortom Muhammadiyah di UM Metro, seperti Hizbul Wathan dan Tapak Suci. Jika Hizbul Wathan merupakan organisasi yang bergerak di kepanduan dan Tapak Suci termasuk organisasi bela diri, maka IMM lebih ke gerakan akademisi Islam yang memiliki Tri Kompetensi berupa Religius, Intelektual, dan Humanis. Religius sebagai salah satu tri kompetensi dalam tubuh IMM akan mengarahkan kita menjadi seorang kader/anggota IMM yang memiliki keagamaan yang baik, setidaknya kader IMM akan diarahkan untuk menjadi seorang kader yang cakap dalam ibadahnya, baik ibadah vertikal maupun horizontal. Diikuti dengan intelektual, kader IMM akan diorientasikan pada kecakapannya sebagai seorang mahasiswa, yang mana di sini akan aktif berdiskusi dan berliterasi. Terakhir, humanis yang akan menjadikan kita sebagai kader/anggota IMM untuk berupaya menjadi seorang manusia yang memiliki kepekaan sosial.
Editor: Tri Hanifah