• Tentang
  • Kontak
  • Tim Redaksi
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi
No Result
View All Result
Mahanpedia
No Result
View All Result
Home Opini

Perempuan Sebagai Rahim Peradaban

mahanpedia by mahanpedia
2 tahun ago
in Opini
4 min read
1
0
SHARES
629
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Fahmi Hamdi Muhammad Iqbal

Kehidupan diciptakan dengan berpasang-pasangan, begitu pula dengan manusia, ada suami dan istri, ayah dan ibu, yang tentunya keduanya merupakan pasangan laki-laki dan perempuan yang berbagi peran, saling mengisi dan melengkapi. Dewasa ini, laki-laki seringkali dianggap dominan dalam menjalankan roda kehidupan manusia, seakan lupa dan mengesampingkan peran perempuan.

Dalam sebuah pepatah mengatakan bahwa “Dibalik laki-laki hebat, ada perempuan tangguh disisinya”, kata-kata ini bukan sekedar isapan jempol belaka, mengingat peran perempuan begitu besar hingga terasa samar dan tidak terasa mewarnai serta menopang pelbagai perjalanan kehidupan sepanjang masa.

Allah berfirman dalam al-Quran surat an-Nisa:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya. Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” [An-Nisa (4): 1].

Perempuan memiliki 3 pengalaman yang tidak akan dirasakan oleh laki-laki, diantaranya menstruasi, mengandung, dan menyusui. Sedangkan seluruh aspek pengalaman yang dirasakan laki-laki, semuanya dapat dirasakan oleh perempuan. Maka begitu istimewanya perempuan, dengan asal mulanya menurut Alquran adalah tulang rusuk laki-laki, kisahnya dalam penciptaan manusia yang dicabut dari tulang rusuk yang bengkok (sulbi) dari Adam. Kita semua tahu bahwa tulang rusuk itu bengkok, meski demikian, perempuan terlihat begitu kokoh dan mampu mengerjakan hampir semua hal yang dapat dikerjakan laki-laki, bahkan pada satu waktu yang bersamaan.

Menurut dr. Aisah Dahlan, CHt., beliau menyebutkan bahwa “Perempuan itu unik, struktur otak perempuan dirancang untuk  mampu bekerja 2 atau 3 pekerjaan, bahkan lebih sekaligus dalam satu waktu, misalnya memasak, mencuci, mengurus anak dan lainnya secara bersamaan. Lain hal dengan laki-laki yang memang hanya mampu fokus pada beberapa hal saja, namun harus bergantian, maka betapa istimewanya kita sebagai perempuan” dikutip dalam kajian mengenai Keluarga dan Cinta.

Ini sejalan dengan salah satu Hadits Nabi yang secara jelas mengatakan bahwa peran perempuan dalam keluarga harus dihormati setinggi-tingginya, seperti pada  sabda nabi berikut:

“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, Ibumu! Dan orang tersebut kembali bertanya, Kemudian siapa lagi? Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali, Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab, Ibumu. Orang tersebut bertanya kembali, Kemudian siapa lagi, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, Kemudian ayahmu. (HR. Al Bukhari).”

Peran perempuan dalam membangun generasi sangat fundamental sebagai manusia yang mengandung dan melahirkan anak-anaknya, tidak ada istilah “Untuk apa sekolah tinggi-tinggi, ujungnya hanya di dapur”, tentu kalimat ini merupakan ungkapan merendahkan yang sama sekali tidak menghormati perempuan, seolah perempuan hanya diciptakan sebagai pelayan, seolah perempuan hanya diciptakan sebagai pemuas, dan seolah perempuan hanya hadir sebagai pelengkap.

Untuk membangun peradaban butuh guru yang mumpuni, butuh contoh untuk diteladani, dan butuh kesabaran dengan penuh strategi. Maka perempuan harus cerdas, perempuan harus mapan, dan perempuan harus kuat. Untuk melahirkan peradaban dunia, harus dimulai dari diri sendiri. Untuk melahirkan peradaban dunia, harus dimulai dari keluarga, menjaga dan mendidik anak-anak untuk mampu mengenal dunia, bertahan, dan berkreasi agar bermanfaat bagi setiap tempat yang disinggahinya.

Bahagia menjalani peran sebagai perempuan dan mengenali diri sendiri merupakan kunci utama dalam menghadapi kehidupan, setidaknya seroang perempuan pasti akan menjalani 3 peran, pertama sebagai anak dari orangtua nya, kedua sebagai istri, ketiga sebagai ibu. Namun, menjadi perempuan tidak hanya terbatas pada 3 peran tersebut.

Menurut seorang aktivis perempuan dari Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam (Himi Persis), Lida Maulida, S. Kom. I. mengtakan, “Bahwa perempuan harus mengambil peran lebih dari apa yang kita bayangkan, karena Allah sudah memberikan potensi yang luar biasa kepada perempuan, mari kita mengambil peran bukan hanya menjadi ibu bagi anak-anak di rumah, tapi juga ibu bagi peradaban, ibu yang menjadikan rumahnya sebagai pilar utama peradaban yang mau mengambil peran di berbagai sektor kehidupan, sosial kemasyarakatan, ekonomi, bahkan politik, ibu bagi terbitnya harapan, ibu bagi umat dan mau berempati terhadap apa yang ada di sekelilingnya, mari menjadi ibu yang tadinya biasa menjadi ibu yang luar biasa”.

Kita ketahui bahwa menjadi perempuan sakaligus istri dan ibu bukan perkara mudah, namun sejarah mencatat bahwa banyak sekali kaum perempuan yang berperan bagi bangsa dan negaranya, kita tahu ada Malahayati dari Aceh yang memimpin sekitar 2000 pasukan perempuan dan juga sebagai Laksamana perempuan pertama di dunia yang menjadi petarung garis depan dalam memperjuangkan kemerdekaan dan menumpas penjajahan, kemudian Dewi Sartika dari Jawa Barat, seorang pelopor pendidikan bagi kaum perempuan dan mendirikan Sakola Istri (sekolah perempuan dalam bahasa Sunda), kemudian Nyai Ahmad Dahlan dari Yogyakarta sebagai tokoh yang berjuang bersama Ahmad Dahlan dalam organisasi persyarikatan Muhammadiyah, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh perempuan yang sudah mengambil peran dalam perjuangan kehidupan, dalam membangun peradaban, dan tentunya mereka juga seorang istri dan ibu dari anak-anaknya.

Perempuan mungkin manusia dengan kemampuan fisik yang tidak sekuat laki-laki, namun jiwa perempuan begitu kuat penuh tekad, penuh harapan dan kesabaran dalam mendidik, melayani, sekaligus mengabdi. Keajaiban yang ada pada perempuan merupakan bagian yang tidak mungkin dipisahkan dalam membangun peradaban, karena keluarga yang harmonis lahir dari perempuan yang mampu menjaga kehangatan dalam rumah, anak-anak yang cerdas dimulai dari sebagian besar genetik ibunya, kelahiran anak perempuan akan membuka pintu surga bagi ayahnya, bahkan sangking istimewanya perempuan sampai tidak boleh disentuh oleh sembarang orang dan diwajibkan untuk menutup sebagian besar tubuhnya.

Editor: Renci

Previous Post

Hablum Minal’alam: Menjaga Lingkungan Bernilai Ibadah

Next Post

5 Hal Misterius tentang Amado

Next Post

5 Hal Misterius tentang Amado

Comments 1

  1. Hilmantasik says:
    2 tahun ago

    Mantapbb…anak muda menulis terus selagi muda

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular Posts

Essay

Bonus Demokrasi dan Nawacita

by mahanpedia
Februari 27, 2023
0
8

Oleh : Fahrudin Hamzah Ketua Bidang Teknologi dan Informasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus...

Read more

Bonus Demokrasi dan Nawacita

Literasi Berada di Jurang Degradasi

Muhammadiyah; Dari Kiyai Haji menjadi Profesor?

Bukit Idaman: Ekowisata peduli sesama

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Nilai-nilai Dasar Dalam Etika Berdigital

Load More

Popular Posts

Hablum Minal’alam: Menjaga Lingkungan Bernilai Ibadah

by mahanpedia
September 2, 2021
0
2k

Akhlak Mulia Generasi Zaman Now

by mahanpedia
September 16, 2020
0
1.8k

5 Hal Misterius tentang Amado

by mahanpedia
September 6, 2021
0
1.6k

Mahanpedia

Mahanpedia adalah media belajar bersama untuk saling menginspirasi membangun kemajuan melalui gerakan literasi.

  • Kirim Tulisan
  • Tim Redaksi
  • Kontak

© 2020 Mahanpedia.id – Inspirasi untuk kemajuan.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi

© 2020 Mahanpedia.id