• Tentang
  • Kontak
  • Tim Redaksi
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi
No Result
View All Result
Mahanpedia
No Result
View All Result
Home Opini

Islam di Arab dan Nusantara (Bagian Pertama)

mahanpedia by mahanpedia
1 tahun ago
in Opini
4 min read
0
0
SHARES
89
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Salman Akif Faylasuf

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup, baik di dunia dan akhirat. Secara bahasa, Islam bermakna penyerahan diri, yang artinya seorang penganut Islam atau muslim, harus tunduk kepada Allah serta ketentuannya. Namun secara teologis, Islam adalah sistem nilai dan ajaran-ajaran yang bersifat ilahiyah. Agama ini muncul pertama kali di wilayah Arab, yaitu tahun 610 M yang ditandai dengan diterimanya wahyu Alquran oleh Nabi Muhammad hingga akhirnya, Islam menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Misi agama Islam adalah menyeru umat manusia untuk mengikuti jalan Allah dan Rasul-Nya, serta mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang. Islam juga mengajarkan bahwa manusia diciptakan Allah sebagai pengemban amanat. Salah satu amanat yang Allah berikan kepadanya adalah menjadi pemimpin (khalifah) di muka bumi. Sebab itu, manusia wajib hidup dan berkehidupan dengan garis yang sudah ditetapkan Allah, dan tidak boleh menyalahinya sedikitpun. Begitulah agama Islam.

Islam dan Arab

            Arab merupakan tempat turunya wahyu Allah yaitu Alquran, tepatnya pada 17 ramadan atau 6 Agustus 610 M. Wahyu turun ketika Nabi Muhammad sedang ber-khalwat (mengasingkan diri dari hiruk pikuk dunia) di Goa Hiro. Wahyu pertama yang turun adalah Surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5, peristiwa tersebut menandai permulaan turunnya wahyu dan sebagai penutup diutusnya para Nabi dan Rasul terdahulu. Nabi Muhammad adalah Rasul terakhir yang diutus, beliau dilahirkan pada hari senin 12 Rabiul Awal tahun gajah, bertepatan dengan 20 April 571 M. Beliau lahir dalam keadaan yatim. Nabi Muhammad lahir dan besar dalam balutan tradisi dan budaya Arab, yang memiliki ciri khas dalam kestrukturan masyarakatnya, yaitu Kabilah. Kabilah merupakan organisasi keluarga besar yang anggotanya, satu sama lain memiliki pertalian darah. Namun, tidak semua anggota kabilah memiliki pertalian darah, adakalanya ikatan tersebut terbentuk dari proses perkawinan, politik atau karena sumpah setia terhadap kabilah tertentu. Nabi Muhammad merupakan keturunan dari kabilah Quraisy, dari Bani Muthalib, ayahnya bernama Abdullah, dan ibunya bernama Aminah.

Bangsa Arab termasuk rumpun bangsa Semit, yaitu keturunan Sam Ibn Nuh, serumpun dengan bangsa Babilonia, Kaldea, Asyuria, Ibrani, Punisia, Aram dan Habsyi. Bangsa Arab merupakan rumpun bangsa Semit yang masih bertahan sampai sekarang, sedangkan sebagian besar sudah lenyap dan tidak dikenal lagi. Arab adalah tempat tumbuh dan berkembangnya Islam dari masa kenabian hingga sekarang. Hal tersebut menjadikan Arab sebagai kiblat utama dalam kemajuan peradaban Islam di Dunia. Kebudayaan Arab tidak lepas dari nilai-nilai Islam, sehingga terjadi semacam distorsi ajaran Islam, yang pada akhirnya menjadi sebuah polemik dikalngan umat Islam, dan menjadi tanda tanya besar apakah kebudayaan tersebut merupakan kebudayaan Arab atau kebudayaan Islam (syariat Islam).

Ada dua tanggapan mengenai pertanyaan tersebut di atas, pendapat pertama mengatakan bahwa kebudayaan tersebut lebih tepat disebut sebagai kebudayaan Arab, atau istilah lainnya kebudayaan Padang Pasir, karena kebudayaan ini lahir di tanah Arab. Meski begitu Abdul Muin Majid menyimpulkan bahwa tidak mudah mengetahui dasar-dasar kebudayaan Islam. Karena seperti halnya kebudayaan lain, kebudayaan Islam tidak muncul dengan begitu saja, tetapi ada proses pendahuluan yaitu munculnya kebudayaan-kebudayaan lain yang mendahuluinya. Kebudayaan Islam merupakan perpaduan dari kebudayaan lama dan baru. Antara keduanya kadang saling menopang, saling menutupi bahkan saling mengubah. Pendapat kedua beranggapan bahwa itu disebut kebudayaan Islam, karena meskipun kebudayaan ini lahir di Arab, tetapi dalam perkembangan nya, Islam adalah agama yang mendominasi dalam kebudayaan ini, dan syariat Islam merupakan satu-satunya pengikat bagi bangsa-bangsa Islam di dunia, baik di Asia, Afrika maupun Eropa.

Islam Arab merupakan Islam yang tumbuh dan berkembang di wilayah atau daerah Arab dengan kultur budaya Arab, yang sesuai dengan hukum dan syariat Islam. Problematika bangsa Arab sangat kompleks, mulai dari perselisihan antar madzhab, benturan penafsiran hukum, perseteruan politik, radikalisme, dan fanatitifisme agama, yang mana dampaknya sangat berpengaruh besar terhadap esensi Islam sendiri. Agama yang seharusnya dapat menuntun hidup menjadi terarah dan berkah, malah sebaliknya, agama dijadikan sebagai alat politik untuk mendapatkan kekuasaan, dampaknya adalah hancurnya peradaban dan kemanusiaan di tanah Arab.

Konflik politik dan radikalisme menjadi titik sentral problematika yang terjadi di tanah Arab. Politik telah menghancurkan stabilitas dan keamanan bangsa Arab. Irak, Afganistan, dan Syiria adalah bukti nyata hancurnya negara-negara Arab yang berlatar belakang politik. Radikalisme juga menjadi problem utama di Arab. Radikalisme seakan sudah mendarah daging dalam kultur budaya Arab. Bangsa Arab memang dikenal memiliki sikap yang keras dan fanatik terhadap golongan. Hal ini bisa dilihat dari karakteristik aliran Syiah yang sangat memuja-muja Ali sebagai pemimpin mereka. Sikap fanatik ini lah yang mengakibatkan perselisihan dan permusuhan di internal bangsa Arab.

Arab yang seharusnya menjadi contoh peradaban dan kemanusian Islam seakan kehilangan jati dirinya. Citra Arab buruk di mata dunia, hal ini menjadi tanda tanya besar, kenapa bangsa Arab yang notabennya adalah bangsa yang paling dekat dengan Islam, karena Islam turun dan berkembang di sana, tapi dalam kenyataannya tidak mencerminkan cara keberislaman yang baik, malah sebaliknya Islam di Arab menjadi momok menakutkan bagi bangsa lain, karena sumber kekacauan dunia berpusat di Arab. Bukti konkret sumber kekacauan di Arab adalah ISIS. ISIS tidak hanya menimbulkan kekacaun di tanah Arab saja, namun terornya sudah merambah ke dunia internasional. Alih-alih menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin, malah menjadi laknatan lil alamin.

Itulah segelintir potret tentang kehidupan Islam yang ada di tanah Arab. Islam turun dan berkembang di tanah Arab, tidak menjadikan sebuah jaminan bahwa bangsa Arab bisa menjadi Islami dan bisa menjadi contoh Islam yang rahmatan lil alamin sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran.

Editor: Dwi Novi Antari

Previous Post

Prinsip-prinsip dalam Upaya Menumbuhkan Kesadaran Ekologis

Next Post

Demokrasi Dikorupsi

Next Post

Demokrasi Dikorupsi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular Posts

Essay

Bonus Demokrasi dan Nawacita

by mahanpedia
Februari 27, 2023
0
10

Oleh : Fahrudin Hamzah Ketua Bidang Teknologi dan Informasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus...

Read more

Bonus Demokrasi dan Nawacita

Literasi Berada di Jurang Degradasi

Muhammadiyah; Dari Kiyai Haji menjadi Profesor?

Bukit Idaman: Ekowisata peduli sesama

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Nilai-nilai Dasar Dalam Etika Berdigital

Load More

Popular Posts

Hablum Minal’alam: Menjaga Lingkungan Bernilai Ibadah

by mahanpedia
September 2, 2021
0
2.1k

Akhlak Mulia Generasi Zaman Now

by mahanpedia
September 16, 2020
0
1.8k

5 Hal Misterius tentang Amado

by mahanpedia
September 6, 2021
0
1.7k

Mahanpedia

Mahanpedia adalah media belajar bersama untuk saling menginspirasi membangun kemajuan melalui gerakan literasi.

  • Kirim Tulisan
  • Tim Redaksi
  • Kontak

© 2020 Mahanpedia.id – Inspirasi untuk kemajuan.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi

© 2020 Mahanpedia.id