Oleh Ust. Samson Fajar
Salah satu yang akan menghadirkan keberkahan dalam hidup manusia adalah orang tua. Oleh sebab itu, Allah SWT memerintahkan manusia untuk berbakti kepadanya. Orang tua adalah rezeki yang tak terhingga dalam hidup seorang anak. Karena tanpa mereka, seorang anak tidak akan lahir ke dunia. Orang tua harta karun termahal dalam hidup manusia, yang harus dijaga dan dimuliakan hidupnya. Bahkan, dia adalah standar kebaikan seseorang dalam hidupnya. Akan tetapi, ada tipe orang tua yang bukan menjadi berkah bagi anaknya, akan tetapi menjadi laknat bagi anak-anaknya. Karena mereka selalu menjadi keburukan bagi anaknya. Pada hakikatnya, keduanya dapat disikapi dengan baik, ketika seorang anak memiliki ilmu dalam menghadapi kondisi orang tua tersebut.
Keberkahan orang tua dapat dicirikan dengan beberapa hal. Pertama, Orang tua yang taat beribadah. Orang yang bercirikan berkah adalah mereka yang taat beribadah kepada Allah SWT. Mereka orang tua yang selalu dekat dengan Allah SWT, menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan Nya bahkan istiqamah dengan syariat yang Allah tetapkan. Mereka taat kepada Allah SWT sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as, yaitu mendahulukan kepentingan Allah SWT daripada diri dan keluarganya. Bahkan rela berkorban demi menjalankan perintah Allah SWT.
Orang tua yang mendahulukan kepentingan keluarga dibandingkan kepentingan agama Allah SWT, seakan mereka sayang dengan keluarga, akan tetapi orang tua seperti ini hanya akan menumpuk kemurkaan Allah SWT, kemurkaan yang ditunda oleh Allah SWT, sebagaimana dalam Al Qur’an: Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.(Al Baqarah ayat 24).
Orang tua yang melebihkan keluarga dibandingkan Allah SWT telah melanggar cintanya kepada Nabi Muhammad Saw, karena nabi melarang mencintai keluarga lebih tinggi dari dirinya. Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia“(HR. Imam Bukhari). Orang tua berkah nampak ketaatannya totalitas kepada Allah SWT dan Rasul Nya, sehingga mereka adalah pusat Ruhani bagi keluarga mereka. Mereka adalah standar surga bagi anak cucu mereka ketika dikumpulkan di dalam surga. Mereka seakan maghnit yang mengikat kelurganya dalam iman, ketaatan kepada Allah SWT.
Kedua, orang tua yang mengajak kepada iman. Orang tua yang bercirikan berkah adalah selalu mengajak kepada iman, mereka adalah da’i yang mengajak seluruh keluarga kepada ketaatan iman, sebagai perwujudan firman Allah SWT : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (at tahrim ayat 6) ayat ini dijelaskan oleh Ali bin Abi Thalib : “Didiklah diri dan keluargamu dengan perbuatan baik dan saleh. bahkan Imam Ja’far As-Shadiq menceritakan, seorang sahabat menangis dan berkata, “Aku tidak mampu menguasai diriku dan kini diberi beban dengan keluargaku.” Mendengar keluhan itu, Nabi SAW bersabda, “Perintahkan keluargamu sebagaimana engkau diperintahkan. Ikuti dan cegah keluargamu sebagaimana engkau dilarang mengerjakan.”
Orang tua berkah akan selalu menjadi guru bagi keluarganya, menjadikan rumah sebagai masjid, sekolah bagi keluarganya, mereka senantiasa saling berwasiat kebaikan dan kesabaran, memiliki program taklim dirumahnya atau senantiasa belajar bersama di manapun mereka. Dengan selalu mengajak kepada iman inilah orang tua memenuhi tanggung jawabnya, serta melepaskan tanggung jawab jika suatu saat dituntut oleh anaknya atau keluarganya di akhirat. Mengajak keluarga kepada iman bukan perkara mudah, bahkan perkara yang membutuhkan ilmu bahkan perasaan yang sangat dahsyat, oleh sebab itu banyak orang tua yang gagal akan hal ini. Orang tua yang berkah akan menjadikan hal ini sebagai fokus hidupnya.
Ketiga, orang tua yang menjadi teladan kebaikan. Orang tua yang bercirikan berkah adalah menjadi teladan bagi anaknya. Mereka selalu meneladankan iman, akhlak yang mulia bahkan membimbing anak-anak kepadanya. Masalah di era saat ini adalah keteladan, karena banyak orang tua yang jauh dari nilai keteladanan, lisan mereka begitu keras menuntut anak melakukan hal ideal, hafal Al Qur’an, sholat, belajar, lulus perguruan tinggi ternama, sukses dan seterusnya, tapi mereka lupa meletakkan dasar keteladan bagi anaknya. Sehingga anaknya akan menjadi bangga kepada dirinya.
Ada sebuah mahfudzat :
“Pengamalan agama secara realitas lebih fasih dari penjelasan yang gamblang dan lebih penting dari pelaksanaan ibadah secara pribadi artinya perbuatan, keteladanan itu lebih membekas dari ucapan yang menakjubkan sekalipun, bahkan ibadah yang hanya untuk diri sendiri.” Orang tua yang berkah akan menjadkan seluruh ucapan dan perbuatannya sebagai nasehat bagi anaknya, walau tanpa di ucapkan degan lisan, sehingga anak mereka akan melihat orang tuanya sebagai ilmu yang berjalan, nasehat yang hidup dalam dirinya.
Keempat, orang tua yang selalu mendoakan. Orang tua yang bercirikan berkah adalah mereka tidak lupa berdoa kepada Allah SWT, mereka menjadikan doa sebagai senjata, bahkan tameng bagi anak dan keluarga mereka, sehingga doa itu akan mendidik anaknya sampai kapanpun. Sebagaimana Ibrahim as, dengan doanya Allah hadirkan keturunan yang Sholih dan Sholihah. Baik jalur Ishaq maupun Ismail. Demikianlah seharusnya orang tua, menjadikan waktunya untuk selalu berdoa bagi anak mereka, menggantungkan harapannya kepada Allah SWT, sehingga Allah SWT yang akan mengeksekusi nya. Orang tua berkah adalah karunia, dia adalah rezeki yang tak terkira, oleh sebab itu mereka pantas mendapatkan bakti dari anaknya. Lalu bagaimana pantas mereka untuk mendapatkan bakti, sedangkan mereka tidak berbakti kepada Allah SWT. Tentu ujian dunia bagi orang tua yang lupa Allah akan dirasakan di dunia, melalui anaknya atau keluarganya.
Editor: Renci