Oleh : Ustadz Samson Fajar
Iman adalah level tertinggi dalam mengisi waktu. Logika memanfaatkan waktu tidak hanya sekedar memanfaatkan, ada level tertinggi dari aktivitas gerakan yang paling esensial, yaitu aktivitas iman. Kata iman ketika bergandengan dengan amal salih berarti dapat dimaknai sebagai amaliyah hati. Berarti aktivitas iman adalah aktivitas hati ketika selalu memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan qadha qadar.
Ini adalah aktivitas esensi manusia walau tidak nampak. Tetapi ini adalah aktivitas kunci untuk selamat dunia dan akhirat. Aktivitas iman yang membuat manusia mampu bergerak, istiqomah, sabar, dan selalu optimis dalam membangkitkan gerakan peradaban. Manusia yang bergerak tanpa dorongan iman akan mengalami kegelisahan dan keputusasaan, karena kekecewaan demi kekecewaan yang akan didapatkan.
Warga Muhammadiyah adalah mereka yang menjadikan iman sebagai aktivitas hati paling utama, selalu menyucikan hati, melatih dan meyakini iman, serta terus menambah ilmu. Muhammadiyah selalu bergerak mengajak manusia untuk beriman dengan benar.
Muhammadiyah juga adalah gerakan amal salih, sehingga semua unit usahanya diberi nama amal usaha. Hal ini berarti paradigma amal didominasikan dari kerja. Sebab amal adalah orientasi dunia akhirat, dan lebih dominan pada akhirat. Sedangkan usaha adalah paradigma profesional yang ukuranya adalah instrumen materi. Amal salih dalam Muhammadiyah mencakup seluruh aspek kehidupan, mereka menjadikan waktu untuk membangun peradaban yang akan mereka wariskan kepada generasi selanjutnya.
Nasehat dan saling menasehati sebagai control iman. Aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Ini adalah fungsi dakwah. Sehingga semua warga Muhammadiyah hakikatnya adalah dai yang selalu menasehati sesama agar menjalani kehidupan dengan benar dan selalu bersabar dalam dakwahnnya.
Muhammadiyah tidak akan berhenti untuk mengontrol kehidupan warganya, bahkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Fitrah manusia adalah sering lupa, maka menasehati adalah jalan mengingatkan. Manusia cenderung sering putus asa, maka menasehati jalan menguatkan manusia. Dari sinilah Muhammadiyah selalu belajar, selalu berkolaborasi dalam kebaikan, karena mereka orang yang haus akan pengetahuan. Inilah logika pemanfaatan waktu, karena waktu adalah pertanyaan paling dahsyat di akhirat, karena setiap detik ada tanggung jawabnya.
Muhammadiyah begitu bersemangat untuk mengisi waktu dalam membangun peradaban. Muhammadiyah dengan dasar yang dimiliki ini tidak akan mengenal kata henti, sehingga siapapun yang senang memanfaatkan waktu dengan baik, untuk iman amal salih dan dakwah maka dia telah ber-Muhammadiyah dengan hakiki, walau tak berkartu anggota. Sedangkan dia yang berkartu anggota tidak menjadikan logika ini sebagai jalan hidupnya, maka dia hanya akan menjadi kan Muhammadiyah indentitas semata.
Keseluruhan logika inilah yang menguatkan seluruh pejuang, mereka tidak melihat hasil, tetapi selalu fokus pada amal yang mereka isikan dalam waktu yang mereka.
Editor : Dwi Novi Antari