Oleh : Agus Wirdono
Banyak fenomena di dunia pendidikan yang membelalak mata. Belum lama ini, ada seorang siswa membentak Kapolsek salah satu provinsi di Indonesia. Tindak pidana yang berasal dari terbunuhnya seorang siswa di mana tersangka adalah temannya sendiri. Seorang siswa yang terekam menantang gurunya berkelahi, dan masih banyak lagi. Dalam rilis Komnas Perlindungan Anak, hal ini menjadi gambaran ekstrem dan fatal dari intimidasi bullying fisik dan psikis yang dilakukan pelajar. Tentu saja mengejutkan nurani kita sebagai bangsa yang memiliki adat ketimuran. Peran serta guru sangat menentukan tumbuh kembang karakteristik siswa dalam hal ini juga terhadap etika dan tata krama saat siswa berada di luar jam sekolah.
Penanaman etika moral seorang murid adalah penekanan utama dalam proses pendidikan. Sehingga pada prakteknya, rasa malu dan canggung kepada orang yang usianya lebih tua adalah menghormati. Nilai inilah yang seolah-olah hilang dari nilai-nilai peradaban.
Belajar dari berbagai kasus yang terjadi dari berbagai daerah, baik melalui media online maupun elektronik menjadi perhatian penting bagi orang tua maupun penyelenggara pendidikan sebab yang akan berimbas pada tatanan moral siswa.
Melalui Komis Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat dalam kurun waktu 9 tahun dari 2011 sampai 2019 ada 37.381 kasus dan di tahun 2020 sebesar 42.565 kasus yang berisi pengaduan anak klaster perlindungan anak. Untuk kasus bullying di pendidikan maupun sosial media, trennya terus meningkat.
Meningkatnya pengaduan perlindungan anak, sangat mengkhawatirkan peran guru. Di mana gurulah yang dipaksa lebih keras dalam penanam moral yang baik, dalam mewujudkan anak bangsa yang berbudi pekerti luhur.
Mengacu pada Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan tentang arti guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dari uraian tersebut tugas guru merupakan tugas yang berat karena memiliki menunaikan tugas yang banyak, membutuhkan proses panjang dan harus mengaplikasikan pada obyek hidup yaitu peserta didik dengan jumlah lebih dari satu yang masing-masing memiliki keberagaman karakter. Pada jenjang sekolah dasar, kompleksitas tugas guru tersebut akan bertambah. Pendidikan akan berjalan baik jika ada dukungan masyarakat dan orang tua, serta sekolah, khususnya guru. Hubungan tersebut akan berjalan baik ketika terjalinnya komunikasi yang baik dan pandangan pendidikan yang sama. Dalam hal ini masyarakat dan orang tua mampu sebagai brosur berjalan pada tahap promosi sekolah, sekaligus mampu sebagai sumber belajar siswa di luar lingkungan sekolah.
Editor: Renci