Oleh: Hasbullah (Dosen UM Pringsewu)
Sadar akan pentingnya pendidikan dalam kehidupan menjadikan satu keniscayaan. Pendidikan menjadikan satu rumpun kenikmatan yang diberikan kepada manusia, menjadi pembedaan dengan makhluk lain dari ciptaan sang Maha Kuasa. Pendidikan merupakan satu fitrah yang dimiliki manusia. Bagaimana Islam menempatkan pengetahuan pada tempat yang utama dalam kehidupan. Pengetahuan itu dapat diraih dalam proses pendidikan baik itu formal, informal,maupun non formal. Pendidikan juga dapat dipahami sebagai bentuk mencari pemahaman untuk suatu perubahan, tentunya perunahan pada nilai-nilai kebaikan. Oleh karenanya, lembaga pendidikan sudah pasti akan menawarkan tentang pemahaman yang universal, keseimbangan kehidupan, kejelasan menjalani proses kemanusiaan, meneguhkan relasi sosial dan menjelaskan perubahan prilaku yang benar baik individu maupun masyarakat.
Dengan segala persoalan pendidikan pada tahun yang sudah lewat, meneropong hal yang akan terjadi di dunia pendidikan selanjutnya. Maka, komponen terpenting harus dikuatkan adalah pendidik. Pendidik menjadi satu kunci, di mana ia akan menjadikan kurikulum sebagai makhluk hidup, sarana prasarana sekolah menjadi bernyawa. Dari keduaanya akan menjadi penentu lahirnya keadaban dan keutamaan perserta didik, baik itu di sekolah maupun di lingkungan kehidupan sehari-hari. Mencari pendidik berkemajuan adalah suatu keharusan, sebab itu adalah satu jalan yang dapat dilakukan oleh para stekholer dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang unggul dan maju. Selain itu pendidik berkemajuan akan mampu menjawab pesoalan pendidikan dari zaman ke zaman.
Siapa itu Pendidik Berkemajuan?
Pendidik berkemajuan merupakan satu tawaran baru, yang akan menjadi pembeda dan mencairkan kebekuan selama ini dalam tubuh pendidik untuk menyelesaikan tugas kewajibanya di sekolah maupun di luar sekolah. Sudah pantut tentunya kita bertanya siapa pendidik berkemajuaan itu? Pendidik itu adalah; pertama, mendidik dengan mengedepankan nilai-nilai keimanan. Bahwa melibatkan agama dalam semua aspek kehidupan itu penting. Seorang guru matematikan yang berkemajuan tentunya juga kan menjadikan bilangan untuk tetap juga mendekatan diri kepada Allah. Seroang guru Bahasa Indonesia, dalam memberikan contoh dalam pembuatakan kalimat akan tetap mengedepan nilai-nilai akhlak yang memperkuat ketaatan kepada Tuhan yang Maha Esa. Pendidik seperti ini sangat dibutuhkan hari ini, dengan segala persolan dan dinamika pendidikan dan ragam masalah yang tejadi pada peserta didik itu sendiri.
Kedua, mendidik dengan nilai kemanusiaan. Seorang pendidikan bahwa peserta didik adalah manusia, dia bukan malaikat yang akan benar selamanya dan iblis yang selalu salah selamanya. Oleh karenanya, seorang pendidikan berkemajuan akan senantiasa melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran terutama proses penilaian. Nilai bukan saja sekedar kognitif saja, melainkan menilai juga harus melibatkan prilaku, kebiasaan dan peningkatan pemahaman keagamaan peserta didik. Ini berlaku untuk semua pelajaran tanpa terkecuali, karena ketika pendidik mebeda-beda dalam penilaian karena mata pelajaran di situlah akan hadir subyektivitas yang melahirkan suka dan tidak suka.
Ketiga, mendidik dengan nilai-nilai kebebasan. Pendidik tentunya ditetapkan sebagai seorang yang memiliki muara pengetahuan, tanpa melihat latar belakang pengetahuan. Pendidik berkemajuan akan selalu membetikan tawaran-tawan baru dalam keilmuan sebagai bentuk ia adalah jendela pengetahuan untuk peserta didik. Maka kekebasan pengetahuan sudah semestinya dilahirkan dari seorang pendidikan berkemajuan. Proses diskusi dan tanya jawab secara mendalam dan luar dalam pendekatan kritis sudah pasti menjadi satu suasana diwujudkan oleh seorang pendidik. Maka membaca, memahami, menganalisis serta mengamal ilmu bukan saja dari sudut pandang melain harus luar dan mendalam dari berbagai sisi pengetahuan. Kebebasan bukan berarti lepas begitu saja, kebebasan yang diberikan adalah kayaknya akan pengetahuan.
Keempat, mendidik dengan mengutamakan persamaan hak. Harusnya juga disadari bahwa perbedaan yang ada pada diri seorang peserta didik adalah sebuah keniscayaan, itu merupakan kekayaan yang diberikan pada kehidupan manusia. Di mana Allah tidak pernah membedaan dalam bentuk pemberian kepada manusia, yang menjadi beda dalam penerimaan hak itu adalah ketaatan dan kesyukuran. Begitupun pendidik, perserta didik adalah satu komponen yang pasti beda tetapi mereka harus mendapatkan pelayanan yang sama dalam setiap proses pembelajaran, karena sejatinya mereka itu sama. Meskipun ada perbedaan dalam proses memahami, itu merupakan satu hal yang pasti dan di situlah pemikiran, lisan, dan sikap kita akan diuji. Jangan sampai seorang pendidik terkontaminasi oleh keadaan dan status sosial dari peserta didik itu sendiri karena dari sini akan melahirkan kemunduran serta kehacuran dunia pendidikan.
Tentunya ini merupakan gagasan dan tawaran dalam dunia pendidikaan. Tentunya pasti akan ada nilai subyektivitas yang juga perlu dikaji dan disikusi lebih lanjut. Sebab sejatinya dunia pendidikan akan terus berkembang dengan berbagai macam tantangan yang harus diselesaikan lewar jalur pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Oleh karenanya, menyiapkan pendidikan yang berkemajuan adalah satu terobosan yang dapat dicoba, dengan terus mengembangkan kemajuan pemikiran manusia dan penemuan ahli dalam dunia pendidikan.
Editor: Dwi Novi Antari
Luar biasa artikelnya Pak, di zaman semakin maju ini sngt di perlukan pendidik yg maju. Muthakhir sebab zaman akan trus berkembang semakin lbh mutakhir.