• Tentang
  • Kontak
  • Tim Redaksi
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi
No Result
View All Result
Mahanpedia
No Result
View All Result
Home Essay

Pelajar Cerdas Berkemajuan

mahanpedia by mahanpedia
11 bulan ago
in Essay
4 min read
0
0
SHARES
123
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Hasbullah (Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu)

Pelajar adalah manusia yang sedang memproses diri untuk memperjelas sebagai etitas yang dapat berpikir dan melakukan sesuatu sehingga dapat diterima secara nyata. Pelajar juga merupakan manusia yang sedang berusaha untuk mendapatkan kesadaran dalam diri dan dalam kehidupan dengan cara mengolah pikir. Seorang pelajar itu artinya akan senantiasa menggunakan algoritma berpikir, maka akan sangat sulit pelajar untuk cepat melakukan justifikasi. Karena pelajar akan memiliki kekayaan dalam kebudayaan dan kaya kepentingan walupun pada realitanya sangat sulit untuk mengeluarkannya.

Pelajar akan senantiasa disandingkan pada insan cerdas dan insan berkemajuan. Pandangan ini tentunya tidak bisa dielakkan, namun juga bisa menjadi motivasi untuk pelajar itu sendiri. Manusia yang berada dilingkungan berhiaskan ilmu pengetahuan sudah seyogyakanya dia cerdas dan dia maju. Cerdas bukan saja secara intelektual, namun juga cerdas secara emosional, spiritual, budaya dan sosial. Maju bukan saja juga dalam padangan pemikiran, tapi juga berkemajuan dalam memahami agama, menjalankan misi kemanusiaan, menggembirakan kebebasan dan juga menghidupkan misi kepemimpinan.   

Pelajar cerdas

Manusia itu adalah mahluk yang berpikir. Sehingga kecerdasan itu adalah potensi yang dimiliki oleh manusia, maka kecerdasan harus dijaga dengan cara hidup dalam interaksi social agar terjadi gerakan sehingga ide sampai kepada orang lain dan dapat diterimanya. Setiap orang akan diberikan bekal sebuah pikiran di mana gerakan pikiran ini menjadikan diri setiap orang hidup. Seperti yang diungkapkan oleh Rene Descartes “Aku berpikir, maka aku ada”.

Di sini ada hubungan synopsis bahwa keberadaan pelajar itu ketika dia mampu berbuat sesuai melalui ide, gagasan dalam bentuk karya nyata. Oleh karenanya, pemikiran itu harus menjadi budak bagi manusia untuk mengalirkan ide dan menghasilakan pikiran (kecerdasan) yang dapat menghadirkan bebaikan dan kebermanfaatan.  Kecerdasan itu ada untuk menghadirkan keterbaruan (novelty) dan imajinasi, sehingga cara pandang dalam dunia pendidikan, pembelajaran dan pelatihan pada diri pelajar menghadirkan elemen baru.

Kecerdasan itu adalah proses untuk melihat kemampuan dalam menjadikan diri memiliki otonomi sebagai seorang pelajar. Sehingga mampu mengatur diri untuk menemukan kepastian terhadap dirinya.  Sehingga pelajar yang cerdas akan mampu memberikan keterangan diri dengan jelas dan tidak ada keraguan dalam keterangan itu. Kecerdasan itu akan menggerakan diri untuk berlari mengejar keingintahuan, pemahaman sehingga dapat memegang pengetahuan. Dari sini pelajar cerdas itu, dia akan mempu menarasikan kuatnya dasar dan mampu memberikan teori terhadap pertanyaan, keraguan dan persoalan yang ada disekitarnya.

Jangan sampai pelajar dimiliki oleh kecerdasan, sehingga dia menjadi pembantu dan budak dari keinginan-keinginan diluar dari dirinya (kekuasaan, kelelahan, kemarahan, kesombongan). Akal ada hanya menjadi beban kehidupan pelajar yang menjadikan rusak kehidupan individunya dan sosialnya. Maka pelajar seharusnya yang memiliki kecerdasan, sehingga kecerdasan melahirkan sesuatu yang bisa diolah, untuk menjadi argumentasi, ide dan gagasan sehingga melahirkan keutamaan dalam diri pelajar dan dunia pendidikan.   

Ada lima hal yang dapat mencerminkan pelajar itu cerdas. Pertama, ia memiliki keberanian melakukan prilaku spekulatif. Artinya bahwa pelajar tersebut mampu menampilkan alternative dan pertimbangan dalam menyelesaikan suaru persoalan. Dari sini bahwa pelajar tersebut memiliki nalar pikir yang panjang. Kedua, obyektif terhadap pengalaman dan rasional. Artinya bawah kecerdasan itu dicerminkan oleh prilaku untuk menerima apapun yang terjadi walupun keterpurukan yang diterima. Maka ia memahami hal itu sudah terjadi dan mengambil pelajaran atas kejadian tersebut. Ketiga, bersedia meneria temuan dan kenyataan.  Sehebat apapun argumentasi, sedalam apapun teori yang disampaikan ketika ada argemuntasi dan teori yang lebih baik, maka akan menerimanya tanpa ada asumsi-asumsi lain. Maka orang cerdas itu akan banyak harapan namun ia tidak akan terkalahkan dengan harapan.

Keempat, siap menerima kesalahan. Kecerdasan bukan digambarkan oleh hasil suatu kebenaran. Namun kecerdasan akan menjadikan idividunya juga jatuh dalam kesalahan. Namun kecerdasan akan meggiring dirinya pada penyadaran bahwa dirinya bukan malaikat dan meyakini bahwa salah dalam perbuatan adalah keniscayaan. Kelima, bahwa kecerdasan itu siap menangguhkan keputusan. Pemikiran yang disampaikan dalam gagasan tentunya tidak serta merta harus diterima, namun proses dialektika dan diskusi yang panjang akan dinikmati oleh seorang yang memiliki kecerdasan. Kerena bagi kecerdasan pegumulan pendapat dan bertumpuknya ide dan gagasan merupakan pengetahuan yang tersembunyi yang harus dikeluarkan.

Pelajar Berkemajuan

Berkemajuan tidak dapat diartikan hanya sebatas modern saja, melainkan mampu melampaui nilai kemoderan itu sendiri. Berkemajuan merupakan bentuk dari usaha untuk menghadirkan keterbaruan pemikiran dalam proses yang sedang dijalankan. Berkemajuan merupakan ikhtiar untuk mengadakan kebaikan bukan saja dalam teori, namun sudah pada aksi. Berkemajuan tidak terjebak pada kemajuan individu, dia ada untuk memecahkan semua persoalan kehidupan dan serta mewujudkan kemajuan sosial.

Berkemajuan bagi pelajar adalah mereka yang mampu mambawa dunia pelajar kepada lebih baik, menghidupkan suasana pendidikan yang terbuka, baik itu terbuka dalam pemikiran maupun terbuka dalam pergaulan. Berkemajuan bagi pelajar adalah kemampuann dalam memodifikasi fenomena dalam rangka memajukan dunia pendidikan dan tentunya pelajar itu sendiri. Membuat dan menyediakan ruang untuk terus berkarya tanpa harus berpikir penghargaan dari manapun, sehingga kemerdekaan dan kebebasan pelajar itu benar adanya.

Pelajar berkemajuan adalah mereka yang berusaha untuk menjadikan dirinya untuk yang terdepan, dengan memiliki ladasan, dasar dan fondasi yang jelas. Artinya bahwa kesadaran dirinya adalah pelajar akan senantiasa dekat dengan nalar berpikir dan nalar bicara berdasarkan ilmu pengetahuan. Literasi bukan saja menjadi indentitas dan entitas diri, melainkan dia menjadi budaya. Membaca, berdiskusi dan menulis menjadi satu aktivitas dasar dari pelajar itu sendiri. 

Pelajar berkemjuan itu adalah mereka yang memiliki nilai-nilai tehadap nilai dasar yang ada dalam dirinya. Pelajar berkemajuan tidak hanya menjadikan sekolah untuk meraih pengetahuan, berupa angka-angka yang diwakili dalam hasil evaluasi. Melainkan nilai yang ada adalah nilai kemanusian, sosial, budaya dan tentunya nilai kehidupan. Pelajar berkemajuan mereka memiliki praksis aktivitas dalam proses pendidikan. Meyakini bahwa prestasi akan hadir dari apa yang telah diamalkan dan perbuatan baik yang telah dikerjakan. Selain itu, pelajar berkemajuan akan mampu membangun relasi sosial dan kemanusiaan, maka dalam pergaulan tidak akan membatasi dan membeda-bedakan serta tidak melakukan diskriminasi. Pelajar berkemajuan tentunya tidak akan melupakan nilai-nilai keagamaan, dalam hal ini tentunya Islam. Agama bagi seorang pelajar bukan saja terletak pada perintah dan larangan, namun jauh dari itu bahwa Islam dijadikan sebagai suatu nilai yang di bawa kepada kehidupan dan keseharian. Ajaran agama bukan menjadi beban, melainkan menjadi kekuatan dalam memperjuangan nilai kemanusiaan, keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh pelajar.

Editor: Renci

Previous Post

Menjadi Aktivis Ciamik

Next Post

Islam: Antara Umat Dan Ajaran

Next Post

Islam: Antara Umat Dan Ajaran

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular Posts

Essay

Bonus Demokrasi dan Nawacita

by mahanpedia
Februari 27, 2023
0
12

Oleh : Fahrudin Hamzah Ketua Bidang Teknologi dan Informasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus...

Read more

Bonus Demokrasi dan Nawacita

Literasi Berada di Jurang Degradasi

Muhammadiyah; Dari Kiyai Haji menjadi Profesor?

Bukit Idaman: Ekowisata peduli sesama

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Nilai-nilai Dasar Dalam Etika Berdigital

Load More

Popular Posts

Hablum Minal’alam: Menjaga Lingkungan Bernilai Ibadah

by mahanpedia
September 2, 2021
0
2.1k

Akhlak Mulia Generasi Zaman Now

by mahanpedia
September 16, 2020
0
1.8k

5 Hal Misterius tentang Amado

by mahanpedia
September 6, 2021
0
1.8k

Mahanpedia

Mahanpedia adalah media belajar bersama untuk saling menginspirasi membangun kemajuan melalui gerakan literasi.

  • Kirim Tulisan
  • Tim Redaksi
  • Kontak

© 2020 Mahanpedia.id – Inspirasi untuk kemajuan.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Teras Mahan
  • Artikel
    • Opini
    • Essay
    • Reportase
    • Profil
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Resensi
  • Resonansi

© 2020 Mahanpedia.id