Oleh M. Fahrur Rijal
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” Al-Baqoroh ayat 18
Alhamdulillah tak terasa kita sudah memasuki bulan Sya’ban bahkan hitungan hari lagi kita sudah akan bertemu dengan Yaumul Ramadan (hari di bulan Ramadan) yang berarti kita akan bertemu dengan bulan yang mulia di antara bulan lainya, yang mana Rasulullah sangat gembira bertemu dengan bulan ini karena banyak fadhilah (keutamaan) di dalamnya seperti yang disabdakan, “telah datang kepada kalian ramadan, bulan yang diberkahi. Allah wajibkan atas kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu jahim (neraka) ditutup. Setan- setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikanya maka sungguh ia terhalangi,” (HR. Ahmad).
Dengan datangnya ramadan patutlah kita berbahagia karena ramadan menjadi amalan yang hebat dalam kehidupan kita, di bulan ramadan Allah melipatgandakan pahala amalan, dan menghapus dosa manusia, seperti yang dikabarkan oleh Rasulullah, dalam sabdanya yang berarti “barangsiapa yang puasa ramadan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sesuai dengan dalil di atas bahwasanya Allah akan memberikan maghfiroh (ampunan) ketika puasa yang kita amalkan dengan keimanan kepada Allah, memaknai keimanan dalam berpuasa adalah kita melakukanya dengan cara yang benar. Kita harus mengilmui puasa kita.
Mengilmui puasa adalah kita harus memahami apa rukun puasa, syarat sah puasa, mana yang haq dan bathil dalam puasa, itulah yang dimaksud mengilmui puasa atau mudahnya paham ilmu dalam berpuasa sehingga puasa kita tidak hanya menahan lapar dan dahaga.
Lanjut, dalam berpuasa ada aspek yang harus kita perhatikan, karena puasa bukan hanya sekedar ritual menahan lapar, haus, dan nafsu yang buruk, tetapi puasa adalah amalan yang akan mempengaruhi di kehidupan manusia, aspek tersebut ialah pertama; niat lillahita’ala. Mengapa kita harus meniatkan segala aktivitas kehidupan kita khususnya puasa? Karena dari niat kita akan mendapkan amalan diterima, dan menjadikan kita bertaqwa kepada Allah. Semua yang dilakukan tergantung kepada niatnya sesuai dengan hadist riwayat dari Al-Bukhori dalam fathul bari.
Kedua, menghindari perbuatan buruk dan sia-sia.Berpuasa jika dimaknai secara mendalam adalah proses pembersihan diri, yakni pembersihan jiwa dan raga, maka jangan sampai kita melakukan perbuatan yang akan merusak rukun puasa atau pahala puasa kita, berkata yag tidak baik, melakukan perbuatan keji, suudzon, makan, minum, jima’ (melakukan hubungan suami dan istri) di siang hari, kita harus bisa menjaga (imsak) diri kita. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah “banyak orang yang berpuasa, tidak mendapatkan pahala puasa kecuali lapar dan dahaga saja, dan banyak orang yang melaksanakan salat malam tidak mendapatkan pahala kecuali begadang saja. (HR. Ibnu Majah).
Dari keterangan hadits ini adalah nasihat untuk kita bersama bahwasanya kita harus melaksanakan aktivitas ibadah kita dengan ikhlas dan mengilmuinya sehingga kita bisa merasakan efek dari ibadah yang kita lakukan.
Ketiga, melakukan perbuatan baik dan memperbanyak membaca alquran. Dalam poin yang disampaikan tersebut bahwasanya berpuasa adalah proses pembersihan jiwa dan raga, maka dari itu kita berbuat baik. Kita akan menambah pahala dan menghapus dosa dari perbuatan baik. Berbuat baik adalah efek dari proses berpuasa yang kita lakukan, memperbanyak membaca alquran juga penting di dalam aspek berpuasa kita, karena alquran pertama kali turun juga ketika ramadan, maka kita dianjurkan untuk membaca alquran seperti yang disampaikan dalam firman Allah dalam Al-Baqarah ayat 185, “Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil).
Berpuasa adalah pendidikan untuk kita bisa membedakan mana yang baik dan buruk, juga menjadikan kita berbudi pekerti yang baik.Akhir pembahasan, mari kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya momentum bulan ramadan ini karena puasa adalah amalan hebat untuk kehidupan yang sedang kita jalani, jangan sampai nanti kita ditinggalkan oleh ramadan, kita tidak mendapat apa-apa yang artinya kita hanya mendapat lapar dan dahaga saja, sungguh terlalu. Allahu a’lam bishowab.
Editor : Dwi Novi Antari