Oleh: Hasbullah (Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu)
Islam adalah agama yang mencerahakan, menghidupkan dan memuliakan bagi kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa serta manusia secara universal. Artinya bahwa setiap Muslim akan menyebarkan al-akhlaq al-karimah (akhlak mulia), darinya akan melahirkan nilai-nilai kebaikan yang memberikan kemaslahatan untuk semesta. Sebaliknya Islam melarang untuk setiap muslim berbuat al-akhlaq al-mazmumah (akhlak buruk), di mana akan menimbulkan kerusakan bukan saja untuk dirinya, namun kehidupan manusia secara menyeluruh.
Dalam kehidupan, umat Islam membawa misi kemanusian yaitu rahmatan lil’alamin. Manusia yang bisa memberikan ketenangan, ketentraman dan kesejukan untuk kehidupan manusia tanpa melihat perbedaan. Manusia yang saling menguatkan dalam kelemahan, mengingatkan dalam setiap kesalahan, medukung dalam upaya kebaikan dan kebenaran serta senentiasa merawat dan menjaga perbedaan. Maka dari sini, Islam adalah agama yang melahirkan umatnya memiliki watak kasih sayang, mencintai, toleransi, tasamuh, menghargai dan juga watak kesantunan.
Namun secara realita bahwa umat Islam hari ini dengan mudah saling menjatuhkan, melemahkan, menghinakan, bukan saja terhadap umat di luar Islam, tapi ini dilakukan sesama saudara seaqidah dan seorganisasi. Perbuatan ini jauh dari cermin ke-Islaman, jauh dari agama yang memberikan pencerahan dan persaudaran. Hal ini terjadi karena minimnya wawasan dan pergaulan dalam ber-Islam. Sempitnya dalam memaknai ajaran Isam, tetutup dalam belajar Islam, ajaran Islam menjadi tempat dan alat politik.
Sebenarnya, kehadiran Islam bukan saja memberikan kebaikan untuk umatnya, melainkan juga untuk alam semesta. Keberadaan umat Islam harusnya memberikan manfaat besar serta terbaik untuk dirinya, keluarga, masyarakat serta manusia secara menyeluruh dalam kehidupan. Sebab sejatinya, umat Islam adalah umat yang adil dan pilihan, menjadi penolong dan penyelamat dari segala bentuk perbuatan manusia. Menghidupan semua perintah dan juga mematikan semua larangan dari Sang Pencipta yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Umat Islam juga ada untuk melurusakan kiblat kehidupan dan penyembahan, sebab pada hakekatnya manusia itu akan tetap berada pada petunjuk yang benar dan tidak akan menyia-nyiakan keyakinan (Qs. Al Baqarah: 143).
Umat Islam adalah umat pilihan, tentunya pilihan ini bukan tanpa alasan. Karena kehidupan umat Islam beserta ajarannya sangat relevan dalam dunia modern dan dapat menjawab segala masalah yang kompleks hari ini. Oleh karena itu, umat Islam sudah tidak saatnya lagi berada dan merasa dalam kekurangan dan kelemahan dalam kehidupan. Umat Islam, harus tampil dan hadir dengan membawa pesan-pesan kebaikan untuk kemanusiaan, keunggulan dalam kehidupan dan kekuatan untuk kesempurnaan hidup. Oleh karenanya, umat pilihan itu akan selalu ada dalam memberikan pencerahan dan pencerdasan atas segala persoalan kehidupan untuk keadilan dan kebijaksaan hidup alam semesta.
Dilain sisi, umat Islam tidak boleh lagi kaku, beku dan tertutup dengan segala bentuk ketidaksamaan serta informasi dunia. Umat Islam harus siap berkerjasama dengan golongan manapun, termasuk di dalamnya manusia yang beda secara keyakinan. Sebenarnya, ajaran Islam itu mengandung risalah kesucian dan kebenaran yang itu ditanggung jawabkan pada tangan-tangan umat Islam. Sebab Islam tidak menyukai umatnya memiliki sifat kebecian dalam pegaulan, melakukan kekacauan dan kerusakan dalam kebersamaan. Islam lebih menyukai umatnya saling tolong menolong sebagai ibadah dan menjalankan kebajikan dalam rangka mewujudkan ketaatan.
Islam sebagai ajaran. Begitu banyak mengajarkan kepada umatnya untuk berprilaku baik, menghargai segala bentuk perbedaan, agar saling tolong menolong dan berkerja sama, miliki sikap dan sifat welas asih, berlaku adil dan bijak terhadap ajaran lainnya yang bermakna kebaikan dan kemuliaan. Ajaran lainya, misalkan dalam Al Qur’an kita diperintahan untuk menjalankan misi kehidupan yaitu menegakan kebaikan (ma’ruf) dan mencegah keburukan (munkar). Dimana perintah itu diiringi dengan untuk umat Islam yaitu menjadi makhluk yang terbaik dari makhluk lainnya di dunia ini, namun semua dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT (Qs. Al Imran:110).
Maka, ajaran Islam bukan saja ada untuk menggerakkan dan menegakkan kesalehan individual (iman, mengerjakan shalat, membayar zakat, menjalankan puasa, dan melaksanakan haji). Namun juga kesalehan secara sosial (infak, berbuat baik, musyawarah, tolong menolong, memberi manfaat, mengurusi anak yatim dan berkata baik). Dua kesalehan tersebut harus berjalan saling beriringan, sehingga ajaran Islam membawa umatnya pada kebaikan kehidupan yang berhubungan dengan Allah SWT dan juga hubungan sesama manusia. Menurut Asghar Ali Engineer bahwa ajaran Islam itu sejatinya menunjukkan komitmen tinggi pada terciptanya tatanan sosial yang adil, egaliter dan nir-eksploitasi. Oleh karena bukan ajaran Islam jika tidak memberikan kebebasan, pengekangan, pemaksaan dan diskriminasi. Karena ajaran Islam itu sejatinya mencerahkan kehidupan, yaitu hidup yang berada pada kebenaran, kebaikan, kemuliaan, keutamaan, kebersamaan, keadilan dan kesamaan. “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (Qs. Al Maidah: 3).
Editor: Renci