Oleh: Redaktur Mahanpedia
Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, melaksanakan upacara bendera 17 Agustus untuk pertama kalinya secara besar-besaran sejak Pesantren ini didirikan tahun 1972.
Hal ini menjadi hari bersejarah pasalnya, pendiri ponpes Al Mukmin adalah Abu Bakar Ba’asyir dikenal sebagai pentolan gerakan terorisme di Indonesia. Ustad Abu Bakar Ba’asyir yang sudah bebas dari penjara, kini terlibat dalam upacara kemerdekaan.
Diketahui, Ponpes Al Mukmin Ngruki berdiri pada 10 Maret 1972 dengan nama Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Islam Al Mukmin di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam dan Asuhan Yatim Al Mukmin.
Pada HUT RI sebelum-sebelumnya, ponpes hanya mengirimkan santrinya ke luar untuk turut merayakan. Sedangkan di ponpesnya sendiri tidak ada acara cuma sekadar pasang bendera di depan kantor ponpes.
Bertindak sebagai inspektur upacara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Muhadjir menjadi Inspektur Upacara di Al-Mukmin 17 Agustu 2022 setelah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo. Upacara berlangsung khidmat. Seluruh petugas upacara adalah warga pesantren.
Upacara bendera dimulai pukul 07.00 WIB, Rabu, 17 Agustus 2022, diikuti semua santri, pengasuh, pengajar, dan berjalan secara khidmat. Abu Bakar Ba’asyir juga terlihat menghadiri upacara dengan mengenakan baju putih, peci putih, dan sarung cokelat.
Abu Bakar Ba’asyir duduk di barisan depan bersama deretan Danrem 074/Warastratama Kolonel Inf Achiruddin, Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Czi Slamet Riyadi dan tamu undangan.
Setelah Upacara Muhajir yang juga tokoh Muhammadiyah berpesan pada santri untuk mengimbangkan pembelajaran agama dan umum agar bisa berpartisipasi mengisi kemerdekaan.
“Agar para santrinya terus belajar yang baik kalau dari segi karakter tidak bisa diragukan karena di sini pendidikan akhlak diutamakan. Hanya harus ada perimbangan belajar ilmu umum dengan ilmu agama. Ilmu agamanya cukup dalam dan luas kalau diimbangi dengan pengetahuan umum yang sangat kuat, maka para santri akan bisa ikut berpartisipasi mengisi kemerdekaan,” ungkap Muhadjir.
Upacara ini bertepatan dengan hari ulang tahun Ba’asyir ke-84. Usai upacara, Ba’asyir mengungkapkan rasa syukurnya bahwa bisa melaksanakan upacara 17 Agustus yang pertama kali di Ponpes Ngruki. Ustad Abu Bakar Ba’asyir juga menyampaikan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan syariat islam.
Pada akhirnya momentum upacara bendera perdana di Ponpes Ngruki patut kita syukuri. Hal ini tentu menjadi catatan bagi kita semua perlu mengedepankan moderasi beragama melalui dialog, komunikasi intensif serta silaturahmi dan bukan sebaliknya dalam menghadapi kelompok kelompok yang dianggap anti Pancasila.