Oleh: Redaksi
Perkembangan zaman menjadikan segala aspek kehidupan berubah. Tuntutan zaman mengharuskan bidang-bidang, seperti pendidikan, ekonomi, sosial dan lainnya berbenah mengikuti arus modernisasi. Ternyata perubahan ini juga diikuti dengan berkembangnya tempat ibadah, salah-satunya Masjid yang hari ini bisa kita lihat banyak sekali Masjid dibangun dengan sangat megah dan besar. Sebagai umat yang mayoritas Islam, kita tentu tidak kesulitan dalam menemukan Masjid. Hampir disetiap titik desa dan kota terdapat Masjid yang terkadang tidak memiliki jarak yang cukup jauh. Selang berapa ratus meter, dengan mudah kita akan menemukan Masjid.
Design Masjid yang bisa dikatakan megah dan besar tersebut tentu menjadikan umat Islam bangga, akan tetapi kebanggaan itu ternyata juga dibarengi dengan kekhawatiran beberapa tokoh maupun kalangan masyarakat. Pasalnya, megah dan kokohnya Masjid yang dibangun oleh umat Islam tidak diimbangi dengan spirit umatnya untuk datang meramaikan masjid. Jangankan berbicara menyoal memulai peradaban dari masjid, berbicara tentang masjid sebagai tempat ibadah ritual saja sangat memprihatinkan.
Semangat memakmurkan Masjid tidak sebanding dengan semangat dalam membangunnya. Kalau saja kita memperhatikan, pembangunan Masjid di beberapa titik jalan yang sedang ada pembangunan Masjid, di sana pasti ada kotak amal ditengah jalan, dihiasi dengan beberapa masyarakat yang menyoraki melalui kejauhan menggunakan pengeras suara untuk memperingati pengguna jalan dan untuk bersedekah di Masjid. Tidak salah, akan tetapi dalam sudut pandang yang lain itu justru juga akan menunjukkan kelemaham umat Islam. Terlebih setelah jadi, ternyata Masjidnya tidak difungsikan semaksimal mungkin.
Jika tidak berlebihan, bisa saja dikatakan bahwa hari ini masyarakat tidak sedang berlomba-lomba untuk kebaikan, tetapi berlomba-lomba untuk membuat Masjid yang megah sebagai validasi bahwa peradaban disebuah desa ataupun kota tersebut secara spiritual sudah bagus. Padahal, justru akan lebih megah ketika Masjid itu ramai jamaah. Akan lebih kokoh pondasinya, pun dengan pondasi keimanan manusianya.
Ini tentu menjadi PR tersendiri, bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan secara umum masyarakat yang sadar untuk kemudian menghadirkan pemahaman bahwa semangat membangun Masjid juga harus dibarengi dengan ajakan kepada umat untuk melangsungkan aktivitas ibadahnya di Masjid. Secara lebih luas lagi, aktivitas-aktivitas peradaban juga bisa dimulai dari Masjid.
Masjid sebagai tempat ibadah semestinya jangan hanya dipahami sebagai tempat ibadah ritual, aktivitas yang ada di Masjid bisa dikemas lebih mencerahkan dan menggembirakan sehingga jamaah akan lebih tertarik untuk menunaikan ibadahnya di Masjid dan terlebih meramaikan kegiatan yang ada di Masjid. Bahkan ketika Masjid dibangun menjadi tempat menyenangkan, bukan hanya para sepuh yang melangsungkan ibadahnya dengan ke Masjid, melainkan juga pemuda akan dengan senang pergi ke Masjid.
(Aku R)
Izin repost bisa?