Ibnu Mubarok
Belakangan ini banyak sekali berita yang menarik, dari yang terkecil sampai yang sepektakuler. Bagaimana tidak setiap kali membuka media sosial entah apapun itu namanya selalu muncul berita-berita yang selalu menyita perhatian publik, sampai pada situasi yang menarik yaitu, menjelang peringatan hari guru, banyak kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan momentum tersebut, guru berperan sangat penting mendidik peserta didik secara akademik maupun non-akademik dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia di era revolusi industri 4.0. atau bahkan menyiapkan untuk era society 5.0. Ditengah keadaan pandemi yang tak kunjung usai, selain menyambut hari guru dan telah melewati tanggal 10 November yang diperingati sebagai hari pahlawan yang dirayakan secara simbolis, bukankah guru yang juga berperan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini selayaknya dihormati dan dimuliakan sepanjang hayatnya.
Pada dasarnya guru sebagai pendidik seyogyanya tetaplah mengawal perjalanan pendidikan sampai tuntas. Tidak sepatutnya mengeluh untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti serta akhlaq kepada peserta didik, walaupun seiring berkembangnya teknologi informasi yang begitu cepat dan sumber-sumber belajar semakin mudah diperoleh, peran guru sebagai pendidik tetap saja tidak dapat tergantikan oleh kemajuan teknologi.
Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Oleh sebab itu, profesi guru sangat lekat dengan integeritas serta kepribadian, sehingga seorang guru tidak hanya semata-mata bertugas untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya namun juga berperan untuk memberikan suri tauladan yang baik..
Tugas guru sebagai pendidik adalah menanamkan nilai-nilai dasar pengembangan karakter kepada peserta didik dalam kehidupanya. Selain itu, termasuk juga dalam pemanfaatan kemajuan teknologi informasi secara bijak serta sebagai inspirator bagi anak didiknya. Guru hendaknya tidak sekedar menyalahkan adanya perkembangan teknologi informasi, tetapi juga mampu mengarahkan potensi positif akibat kemajuan tersebut. Guru juga sebagai suri tauladan yang patut dicontoh oleh peserta didik dari perbuatan maupun ucapanya.
Pendidikan merupakan salah satu cara mempersiapkan manusia untuk dapat bertahan hidup dengan bekal yang telah diperoleh selama berada dibangku sekolah.. Guru harus mampu menggunakan strategi dalam membentuk ahlakul karimah peserta didik. Kemudian untuk menyikapi fenomena yang mungkin sebagian orang salah kaprah dalam mengartikan bagaimna menghargai serta menghormati guru. Bukan hanya dilakukan setiap tanggal 25 november saja selayaknya dan sepatutnya guru dihormati sepanjang hayatnya, bagaimana tidak sekarang ini, bangku guru yang dulunya dianggap sakral bagi peserta didik namun sekarang ini tidak bahkan banyak sekali kasus yang muncul perlakuan yang buruk terhadap guru dan mulai menghilangnya marwah seorang guru, yang perlu diingat adalah bagaimana cara untuk menghargai perjuangan guru sebagai ujung tombak sebuah pendidikan Peserta didik yang memiliki ahlakul karimah akan selalu menunjukkan perilaku yang baik dalam hubunganya kepada Alloh, hubungan kepada sesama manusia, hubungan kepada lingkungan dan hubungan dengan diri sendiri. Terjadinya degradasi moral membutuhkan kreativitas, spriritualitas dan kemantapan strategi guru dalam melakukan pembinaan akhlaq kepada peserta didik. Paling tidak peserta didik mampu serta dapat menjaga, merawat dan mematuhi tata tertib bagi dirinya sendiri. Kemudian untuk mencapai apa yang menjadi tujuan utama guru ialah terjalinya kerjasama antara guru, orangtua serta lingkungan untuk membentuk karakter anak didik. Guru adalah ujung tombak sebuah pendidikan yang diharapkan mampu menjadi fasilitator dalam proses berjalanya sebuah pendidikan.