Oleh Ahmad Tri Mulyadi dan Artificial Intelligence (AI)
Seiring dengan kemajuan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau dalam bahasa Indonesia berarti kecerdasan buatan, pertanyaan besar muncul tentang bagaimana masa depan pekerjaan manusia. Kekhawatiran yang muncul mengarah pada isu pekerjaan-pekerjaan manusia yang akan diambil alih oleh teknologi AI . Apa saja pekerjaan yang mungkin akan hilang dan diambil alih oleh AI dalam beberapa tahun mendatang?
Menurut Kusumadewi (2003), “Artificial intelligence atau kecerdasan buatan adalah bidang dalam ilmu komputer yang bertujuan membuat mesin, seperti komputer, mampu melaksanakan tugas-tugas dengan tingkat kemampuan yang menyerupai atau bahkan sebaik manusia.”
Pertumbuhan teknologi AI memang sangat pesat dan kemungkinan besar akan mengubah banyak aspek pekerjaan di masa depan. Sebelumnya, kita telah menyaksikan bagaimana otomatisasi dan robotik mengambil alih pekerjaan dalam manufaktur dan produksi suatu barang dalam dunia otomotif. tetapi sekarang, AI memasuki berbagai bidang lain yang dulu dianggap aman dari pengaruh teknologi. Ini termasuk pekerjaan di bidang pelayanan pelanggan, akuntan, dan sejumlah sektor lainnya. Beberapa jenis pekerjaan yang berisiko hilang atau diambil alih oleh AI termasuk :
- Pekerjaan Rutin: Pekerjaan yang melibatkan tugas-tugas rutin dan berulang seperti di pabrik, jasa keuangan, dan pengolahan data akan terancam. Mesin dan algoritma AI dapat melakukan tugas-tugas ini lebih efisien dan akurat.
- Pekerjaan Pencarian Informasi: Sebagian besar pekerjaan yang melibatkan pengumpulan dan analisis data atau informasi, seperti pekerjaan dalam penelitian dan jurnalisme, mungkin akan melibatkan lebih banyak AI.
- Pekerjaan Layanan Pelanggan: Chatbot dan layanan pelanggan atau customer service AI yang canggih telah mulai mengambil alih pekerjaan dalam bidang ini.
- Pekerjaan dalam Produksi: Dalam sektor manufaktur, robot dan otomatisasi pintar dapat menggantikan pekerjaan di pabrik, terutama yang terkait dengan perakitan dan pemrosesan.
- Transportasi: Pengemudi otonom dan drone akan memengaruhi pekerjaan yang melibatkan pengangkutan dan pengiriman.
- Keuangan dan Akuntansi: Pengolahan transaksi keuangan, pemantauan investasi, dan bahkan audit dapat semakin menggunakan AI untuk tugas-tugas analitis.
- Designer dan Editor: kecerdasan buatan sudah masuk ke dunia multimedia. Mulai dari design grafis, editing foto dan video, bahkan editing suara.
Namun, terdapat kekurangan AI dalam pekerjaan yang membutuhkan unsur kreativitas, emosi, dan penilaian manusia. Ini termasuk pekerjaan sebagai penulis, jurnalis, dan copywriter. Meskipun AI telah digunakan untuk menghasilkan konten, penulisan berita, atau iklan, kemampuan AI memiliki keterbatasan dalam menciptakan konten yang memiliki kedalaman emosi dan pemahaman manusiawi.
Sebagai contoh, AI dapat membantu menulis berita berbasis data, tetapi dalam jurnalisme yang melibatkan penyelidikan, wawancara, dan penulisan cerita yang kompleks, peran manusia tetap belum bisa tergantikan. Kebebasan perspektif, penilaian, dan pemahaman mendalam tentang konteks juga budaya adalah hal yang sangat berharga.
Demikian juga dalam pekerjaan yang melibatkan kreatifitas. AI dapat membantu dalam penyuntingan, tetapi untuk menghasilkan karya sastra atau naskah film yang unik dan orisinal, manusia memiliki keunggulan yang kompleks dan tidak mudah dicocokkan oleh algoritma.
Intinya, AI hanyalah alat yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi di berbagai pekerjaan. Namun, unsur-unsur kreatif, emosional, dan pemahaman manusiawi adalah yang khas dan tidak dapat tergantikan dari manusia. Dalam melihat masa depan pekerjaan, kita harus mengakui bahwa sementara beberapa pekerjaan mungkin terancam, namun peran kreativitas dan aspek manusiawi tetap sangat berharga dan sulit tergantikan oleh AI. Tantangan berikutnya adalah bagaimana kita bisa berkolaborasi dengan teknologi AI, menggunakan alat ini sebagai mitra dalam pekerjaan kita, dan mendorong pengembangan yang membantu kita dalam pekerjaan, tanpa menghentikan perkembangan teknologi ini. Namun, kita jangan sampai terlena hingga membuat kita bermalas-malasan menjadikan kita tumpul dalam berfikir dan mempertahankan kualitas kreatifitas serta aspek manusiawi dalam diri kita. Dengan pendekatan yang bijak, kita bisa menciptakan masa depan di mana teknologi dan manusia bekerja bersama untuk mencapai hasil terbaik.
Illustration by: Skywell Software