Oleh: Redaksi Mahanpedia
Keunggulan menjadi anak muda yakni memiliki kemampuan menyerap banyak hal layaknya spons. Seorang anak kecil akan dengan mudahnya mengikuti logat bicara orangtua dan sekelilingnya, mereka menyerap bahkan mempraktikkan dengan baik.
Tak jarang, fenomena ikut-ikutan tren pun dilakukan oleh anak-anak muda masa kini. tren video tiktok, flexing menjadi crazy reach bohong-bohongan serta prank teman sejawat bahkan ke orang tua. Hal yang demikian inilah dapat dengan mudahnya diserap dan melekat pada generasi muda hari ini. Apa yang ditonton dijadikan tuntunan.
Ditilik dari generasi berdasarkan tahun lahir, baik Gen Z maupun Gen Alpha keduanya memiliki kecerdasan digital, ambisius dan percaya diri. Hal ini disebabkan lantaran dua puluh empat jam dalam seharinya dipenuhi dengan teknologi dan gadged.
Sebuah penelitian di Taiwan menyimpulkan bahwa ada istilah yang dianggap baru tentang generasi hari ini, yakni Strawberry Generation atau generasi strawberry. Istilah tersebut ditujukan pada sebagian generasi yang dinilai lunak layaknya buah strawberry dimana buah strawberry itu tampak indah, kuat dan eksotis dari luar. Namun begitu dipijak, digores atau ditekan ia akan mudah sekali hancur.
Dirangkum dari berbagai sumber, terdapat 4 musabab terjadinya tipe generasi strawberry. Pertama, self diagnostik yang terlalu dini tanpa melibatkan ahli seperti psikolog atau orang yang dianggap mampu menangani keresahan diri. Ini membuat anak muda cenderung mengeluhkan tiap kemalangan yang terjadi dengan melakukan healing. Kedua, besar dalam keluarga sejahtera atau berkecukupan. Meskipun harus disyukuri, namun rupanya ada perbedaan yang signifikan antara mental yang terbentuk ketika dalam situasi sejahtera atau serba kekurangan. Mereka yang dilimpahkan rezeki berkecukupan cenderung kurang kuat lantaran tidak harus bersusah payah dalam menggapai sesuatu.
Ketiga, bahasa yang digunakan orang tua yang memaklumi perubahan sikap anaknya. Dengan dalih sifatnya yang moodie akan membuat respon anak sepakat akan hal itu, sehingga dalam menghadapi permasalahan, ia akan mengklaim dirinya adalah orang yang moodie bahkan menuntut untuk selalu diberikan pengertian. Keempat, mudah untuk lari dari kesulitan. Generasi muda hari ini seringnya melakukan tindakan masal, mencari validasi bahkan tak jarang mengajak khalayak ramai untuk memahami dirinya melalui cuitan di sosial medianya.
Lantas bagaimana menghindari diri kita agar tidak terjerumus pada golongan generasi strawberry? Beberapa hal ini perlu dilakukan anak muda. Yakni perbanyak literasi dan bacaan yang membangun diri sehingga tidak mudah mengasihani diri, mendiagnosa terlalu dini serta memiliki pemahaman yang baik dalam menjalani hidup.
Selain itu, dapat pula menciptakan lingkungan yang baik. Orang tua dirumah agar tidak terlalu memanjakan anak atau memaklumi sikap buruk ananda. Selalu berikan konsekuensi yang sesuai apabila memang betul melakukan kesahan. Supaya kelak ananda siap tumbuh bebas dan menghadapi kerasnya kehidupan bermasyarakat.
Mengutip definisi generasi tangguh dari QS. An-Nisa:9, bahwasanya tiap-tiap muslim haruslah mendidik dan menciptakan generasi penerus yang tangguh terhadap situasi dan keadaan. Maka sebagai anak muda, selain juga harus melesat dengan pengetahuan teknologi yang tak berbatas. Juga dirasa perlu melatih diri untuk tangguh dalam menghadapi permasalahan hidup sekecil apapun. Kritis, kreatif dan inovatif, berkeluh secukupnya dan berupaya sekuatnya.
(Dee)